Thursday, 25 April 2013

GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN DOSEN



Apa itu Kepemimpinan Guru/ Dosen
Tenaga pendidik berperan penting dalam menjadikan manusia yang taat pada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, memiliki khazanah yang baik, dan bersosial dengan baik. sebagaimana yang dikatakan oleh Prayitno (2000:9) pendidik memiliki kewajiban menyelenggarakan praktek pendidikan terhadap (sejumlah) anak (peserta didik) yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengembangkan seluruh potensi yang di karuniakan ALLAH kepada anak secara optimal.

Tugas seorang pendidik sangat berat yang diiringi dengan tanggung jawab yang besar. Guru/dosen tidak hanya berfungsi sebagai informan tentang ilmu pengetahuan, guru juga berperan sebagai pendorong atau motivator, sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, pengelola kelas pada saat pembelajaran berlangsung, dan pembimbing bagi peserta didiknya.
Guru/Dosen yang dapat menjalani profesi nya secara professional, menggambarkan sebuah bentuk kepimimpinan seorang guru/dosen dalam menjalankan tugasnya. Sebagai pemimimpin bagi peserta didiknya, guru/dosen harus mampu mengayomi peserta didiknya, baik itu secara kognitif, afektif dan psikomotor.
Bentuk kepemimpinan guru/dosen yang paling utama adalah, dimana guru/dosen dapat menjalani tugas dan fungsinya sebagai tenaga pendidik dengan baik. Adapun tugas dan fungsi guru/dosen yaitu : menyusun kurikulum, membuat silabus pembelajaran, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan kegiatan pembelajaran, membuat alat ukur sesuai mata pelajaran, menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar, menjadi pengawas dalam penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar, membimbing siswa pada kegiatan ektrakurikuler, serta melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah. (Sudarwan Danim, 2011).
Guru yang dapat melaksanakan tugas dan fungsi diatas, maka dapat dikatakan sebagai guru yang memiliki jiwa kepemimpinan. Hal ini dikarenkan, tanggung jawab seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah, untuk dapat melaksanakan fungsi-fungsi diatas tentunya diperlukan persiapan yang matang, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang mendukung sebagai seorang guru, motivasi dari dalam diri guru yang kuat untuk dapat mendorong guru melakasanakan tugas dan fungsinya dengan baik.
Untuk dapat menjalani kepemimpinannya, selain memiliki pengetahuan, intelegen, keterampilan keguruan dan motivasi instrinsik yang besar, jasmani maupun rohani guru/dosen pun perlu diperhatikan. Karena tugas pendidik begitu berat, maka sebagai pendidik  keadaan jasmani maupun rohani guru harus sehat, pendidik di tuntut untuk menggunakan bahasa yang sopan, harus mempunyai kepribadian yang kuat, dan sebagai pendidik harus di senangi dan di segani oleh subjek didik. Selain itu seorang pendidik harus bersikap susila, jujur, dan adil. Ini di karenakan pendidik bukan hanya sebagai pendidik yang berdiri di muka kelas saja, tetapi pendidik juga harus mengadakan hubungan erat antara pendidik dan subjek didik di luar kelas. 

Mengapa Kepemimpinan Guru/Dosen itu Penting ?
Majunya sebuah Negara apabila di tunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas berawal dari sebuah pendidikan yang berkualitas. Untuk menjadikan seseorang menjadi berintelektual, maka pendidikan harus di galakkan. Sebagaimana yang tertuang dalam Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional Bab I, Pasal I yang menyatakan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi manusia berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 diatas, sangat kita sadari bahwa untuk menjadikan seorang manusia yang berpikir dan memiliki potensi yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, maka pendidikan sangat berperan dalam mewujudkan hal tersebut. Tanpa sebuah pendidikan, maka seseorang tidak akan berkembang tingkat intelektualnya, serta kualitas sumber dayanya tidak akan mampu bersaing dengan masyarakat luas.
Guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Sebagaimana kita ketahui, guru merupakan subjek yang terpenting di dalam memajukan pendidikan, guru mendidik peserta didik, guru memanusiakan peserta didik menjadi manusia yang seutuhnya, guru merupakan salah satua pusat informasi bagi peserta didik dalam mencari ilmu.
Abdul Majid (2005), mengatakan Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Jadi, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sangat di butuhkan sekali tenaga-tenaga pendidik yang berkualitas. Yaitu tenaga pendidik yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, yang dapat mendidik manusia dan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas pula.
Keberhasilan pembelajaran didalam kelas sangat di tentukan oleh aktivitas guru dan siswa. Sebagai seorang pemimpin, guru adalah orang yang mengatur jalannya proses belajar didalam kelas, sedangkan siswa adalah subjek yang harus memiliki motivasi dan kesiapan yang memadai untuk mengikuti proses belajar di kelas.
Idealnya dalam proses belajar mengajar yang menjadi pusat pembelajaran adalah siswa. Karena siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita serta memiliki tujuan masing-masing. Sebaliknya guru menjadi faktor penentu untuk dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai dan membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti nilai, sikap, dan penyesuaian diri bagi siswa.
Hal ini sejalan dengan harapan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang menyatakan bahwa pada proses pembelajaran yang menjadi pusat pembelajaran adalah siswa. Siswa dituntut lebih memiliki kesadaran untuk belajar, dan aktiv  dalam proses pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator serta motivator untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa mampu mengembangkan tingkat pemikiriran, pemahaman, analisa, dan mampu mengevaluasi kemampuannya sendiri.
Untuk dapat merealisasikan harapan pendidikan diatas, maka sebagai seorang guru/dosen dalam menjalankan kepemimpinannya, guru harus lah menjadi guru yang berkompeten, Sudarwan Danim (2011) merumuskan, guru yang berkompeten memiliki : 
Pemahaman terhadap karakteristis peserta didiknya
Penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan
Kemampuan penyelenggaran pembelajaran yang mendidik 
Kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian.

Siapa yang Dapat disebut dengan Guru/Dosen
Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebutan guru mencakup : (1) guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karier, (2) guru dengan tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah, dan (3) guru dalam jabatan pengawas.
Guru adalah sosok yang mampu mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Sudarwan Danim, 2011). Sejalan dengan itu, Agus Suprijono (2010), mengemukakan defenisi guru yaitu sosok yang bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya.
Seseorang yang dapat dikatakan guru adalah sosok pendidik yang akademis, yang harus mampu memberikan eksplansi teoritik atas tindak ajar yang dilakukannya, dan memiliki pijakan rasional dalam setiap tindak ajarnya.
Guru adalah pembelajar sejati dan menjunjung tinggi kode etik keguruan dalam bekerja. Sudarwan Danim (2011), menambahkan Keprofesionalan guru terkait dengan emapt komoetensi utama yang harus dimilikinya, diantaranya adalah : 
Kompetensi Pedagogis. Kompetensi ini terdiri dari : 
Memahami siswa secara mendalam.
Merancang pembelajaran, dan memahami landasan pendidikan  
Melaksanakan pembelajaran.  
Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran,   
Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya 

Kompetensi Kepribadian, kompetensi ini terdiri :  
Kepribadian yang mantap dan stabil.  
Kepribadian yang dewasa. 
Kepribadian yang arif, 
Kepribadian yang beribawa,
Kepribadian yang berakhlak mulia.  

Kompetensi Sosial, kompetensi ini terdiri dari : 
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa 
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik 
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua siswa  

Kompetensi Profesional, kompetensi ini terdiri dari : 
Substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi, 
Menguasai struktur dan metode keilmuan, 

Dengan memiliki keempat kompetensi diatas, dan menjalankannya dengan baik, maka seseorang dapat disebut sebagai guru.

Kapan Seorang Guru/Dosen Dapat dikatakan Memiliki Kepemimpinan
Untuk dapat menjalankan kepemimpinan dalam mengemban tugas sebagai seorang guru/dosen, maka guru/dosen harus memiliki prinsip yang tegas yang berpijak pada norma-norma tertentu. Sudarwan Danim (2011), mengemukakan beberapa prinsip yang harus dimiliki oleh guru, diantaranya adalah : 
Ilmiah, 
Relevan
Sistematis, 
Konsisten,  
Actual dan kontekstual,  
Fleksibel, 
Demokratis, 
Objektif, 
Komprehensif, 
Memandirikan,  
Professional,  
Bertahap, 
Berjenjang,  
Berkelanjutan,  
Accountable,  
Efektif, 
Efisien,
Bagaimana Dapat Menjadi Guru
Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No.74 Tahun 2008  mengisyaratkan kepada kita bahwa untuk kedepan, hanya lulusan S1/D4 yang memiliki sertifikat pendidikan yang akan direkrut menjadi guru. Namun demikian, sungguhpun guru yang direkrut telah memiliki kualifikasi minimum dan sertifikat pendidik, yang dalam produk hukum dilegitimasi sebagai telah memiliki kewewenangan penuh, ternyata masih diperlukan program induksi untuk meposisikan mereka menjadi guru yang benar-benar professional. Program induksi merupakan masa transisi bagi guru pemula (beginning teacher) terhitung mulai dia pertama kali menginjakkan kaki di sekolah atau satuan pendidikan hingga benar-benar layak dilepas untuk menjalankan tugas pendidikan dan pembelajaran secara mandiri.
Persyaratan diatas adalah procedural jenjang karir bagi seorang guru secara formalitas. Namun untuk menjadi guru yang sejatinya, hendak lah guru/dosen dapat memerankan peran-peran, sebagaimana Wina Sanjaya, 2008 : 281-290 menerangkan sebagai berikut : 
Guru sebagai sumber belajar.
Peran guru sebagai sumber belajar, merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Pendidik yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi peserta didiknya. 
Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan layanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. 
Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelass agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. 
Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator, adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang di sampaikan. Sebagai demonstrator guru harus menunjukkan sifat-sifat terpuji. Selain itu, sebagai demonstrator guru juga harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran dapat lebih di pahami dan di hayati oleh setiap siswa. 
Guru sebagai pembimbing.
Adapun peran guru sebagai pembimbing adalah membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadinharapan setiap orang tua dan masyarakat. 
Guru sebagai motivatoer
Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek yang terpenting. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. 
Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah di lakukan.

Sejalan dengan penjelasan diatas, Kanandar (2007:63) mengemukakan kemampuan-kemampuan dasar profesionalisme guru yang harus di miliki seorang tenaga pendidik, antara lain adalah :
1.      Menguasai bahan
2.      Mengelola program belajar mengajar
3.      Mengelola kelas
4.      Menggunakan media sumber
5.      Menguasai landasan kependidikan
6.      Mengelola interaksi belajar mengajar
7.      Menilai prestasi siswa untuk kepentigan pengajaran
8.      Mengenal fungsi dan program pelayanan belajar pembelajaran.
9.      Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10.  Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Efektifitas Gaya Kepemimpinan Guru/Dosen
Ukuran keberhasilan kepemimpinan guru/dosen adalah mampunya guru/dosen tersebut melaksanakan tugasnya secara efektif, hal ini sejalan yang di ungkapkan oleh Daveid G. Ryans (1959), guru yang efektif adalah mereka yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : 
Bersikap adil dan tidak pilih kasih terhadap siswa
Berempati dan berbaik hati kepada komunitas sekolah dan masyarakat
Bertanggungjawab dan suka menolong individu yang lain 
Tenang dan stabil emosinya
Akrab, bersahaja, dan memiliki rasa humor 
Berkepribadian dinamis, yaitu menarik, tangkas,dan menyenangkan
Mempunyai kecerdasan tinggi 
Mempunyai imajinasi tinggi 
Berbahasa lugas dan bertingkah laku beradab 
Memiliki kesabaran ketika membimbing siswa, termasuk siswa yang nakal
Bersikap terbuka, jujur, dan ikhlas, kepada siswanya dan sesame sejawat
Bersikap tegas dalam menegakkan disiplin sekolah dan tugass-tugas pembelajaran 
Mengutamakan ketepatan dan keakuratan layanan kepada siswaBerdedikasi dan rajin dalam melaksanakan tugas utama dan penunjang 
Memberikan ganjaran dan pujian secara adil kepada siswa.

1 comment: