Latar
Belakang
Tenaga pendidik berperan penting dalam menjadikan
manusia yang taat pada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, memiliki khazanah
yang baik, dan bersosial dengan baik. Tugas seorang pendidik sangat berat yang
diiringi dengan tanggung jawab yang besar. pendidik tidak hanya berfungsi
sebagai informan tentang ilmu pengetahuan, pendidik juga berperan sebagai
pendorong atau motivator, sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran,
pengelola kelas pada saat pembelajaran berlangsung, dan pembimbing bagi peserta
didiknya.
Tugas dan fungsi pendidik yaitu : menyusun kurikulum, membuat silabus pembelajaran, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan kegiatan pembelajaran, membuat alat ukur sesuai mata pelajaran, menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar, menjadi pengawas dalam penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar, membimbing siswa pada kegiatan ektrakurikuler, serta melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah. (Sudarwan Danim, 2011).
Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
professional, terlebih dahulu pendidik harus paham dan mengerti tentang teori
belajar. Teori belajar merupakan aspek terpenting dalam bidang pendidikan. Teori
belajar membahas konsep psikologis peserta didik, bagaimana perubahan perilaku dari peserta
didik, apa itu sejatinya belajar, bagaimana seseorang dikatakan telah belajar.
Teori belajar merupakan landasan yang mendasari profesi pendidik untuk dapat
menjadi pendidik yang professional.
Teori belajar merupakan salah satu bentuk psikologi
terapan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, membahas aspek dalam proses
belajar, yaitu memasukkan “pembelajaran, pemahaman, motivasi, pengembangan,
kepribadian, dan yang lainnya” dalam pemahaman psikologi. Masih banyak lagi manfaat teori belajar bagi
pendidik dalam meningkatkan profesionalitas seorang pendidik menjadi pendidik
yang professional. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
membahas “Menguak Manfaat Teori Belajar bagi pendidik Profesional”
Pendidik
Profesional
Pendidik merupakan
ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek
belajar.
Abdul Majid (2005), mengatakan pendidik adalah orang yang bertugas membantu murid
untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Jadi,
untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sangat di butuhkan sekali
tenaga-tenaga pendidik yang berkualitas.
Idealnya dalam proses belajar mengajar yang menjadi
pusat pembelajaran adalah siswa. Karena siswa sebagai pihak yang ingin meraih
cita-cita serta memiliki tujuan masing-masing. Sebaliknya guru menjadi faktor
penentu untuk dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai
tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, memberikan fasilitas pencapaian
tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai dan membantu perkembangan
aspek-aspek pribadi seperti nilai, sikap, dan penyesuaian diri bagi siswa.
Guru adalah, sosok yang bertindak sebagai pengajar
yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik
giat mengumpulkan atau menerimanya (Agus Suprijono, 2010).
Sudarwan Danim (2011), mengungkapkan Keprofesionalan
guru terkait dengan empat kompetensi utama yang harus dimilikinya, diantaranya
adalah :
Kompetensi Pedagogis. Kompetensi
ini terdiri dari :
Memahami siswa secara mendalam.
Merancang pembelajaran, termasuk memahami
landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran.
Melaksanakan pembelajaran.
Merancang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran,
Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya.
Kompetensi Kepribadian,
kompetensi ini terdiri :
Kepribadian yang mantap dan stabil.
Kepribadian yang dewasa.
Kepribadian yang arif,
Kepribadian yang beribawa,
Kepribadian yang berakhlak mulia.
Kompetensi Sosial, kompetensi
ini terdiri dari :
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan siswa
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan ssesama pendidik dan tenaga kependidikan
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan orang tua/ wali siswa dan masyarakat sekitar
Kompetensi Profesional, kompetensi
ini terdiri dari :
Substansi keilmuan yang terkait dengan bidang
studi,
Menguasai struktur dan metode keilmuan,
Dengan memiliki keempat kompetensi diatas, dan
menjalankannya dengan baik, maka seseorang dapat disebut sebagai pendidik yang
professional.
Pendidik yang professional sejatinya hendak lah dapat
memerankan beberapa peran sebagai pendidik saat berinteraksi dengan peserta
didik, sebagaimana Wina Sanjaya, 2008 : 281-290 menerangkan sebagai berikut :
Guru sebagai sumber belajar.
Peran guru sebagai sumber belajar,
merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan
erat dengan penguasaan materi pelajaran. Pendidik yang baik manakala ia dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan
sebagai sumber belajar bagi peserta didiknya.
Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator guru berperan dalam
memberikan layanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran, guru
berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelass
agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai
demonstrator, adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu
yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang di
sampaikan. Sebagai demonstrator guru harus menunjukkan sifat-sifat terpuji.
Selain itu, sebagai demonstrator guru juga harus dapat menunjukkan bagaimana
caranya agar setiap materi pelajaran dapat lebih di pahami dan di hayati oleh
setiap siswa.
Guru sebagai pembimbing.
Adapun peran guru sebagai pembimbing
adalah membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya
sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan
melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu
siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadinharapan
setiap orang tua dan masyarakat.
Guru sebagai motivator
Dalam proses pembelajaran motivasi
merupakan salah satu aspek yang terpenting. Proses pembelajaran akan berhasil
manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator guru berperan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah
di lakukan.
Sejalan dengan
penjelasan diatas, Kunandar (2007:63) mengemukakan kemampuan-kemampuan dasar
profesionalisme guru yang harus di miliki seorang tenaga pendidik, antara lain
adalah : Menguasai bahan, Mengelola program belajar mengajar, Mengelola
kelas, Menggunakan media sumber, Menguasai landasan kependidikan, Mengelola
interaksi belajar mengajar, Menilai prestasi siswa untuk kepentigan pengajaran,
Mengenal fungsi dan program pelayanan belajar pembelajaran, Mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah, Memahami prinsip-prinsip dan
mentafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Manfaat
Teori Belajar bagi Pendidik Profesional
Dalam seluruh
proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
hanya bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,
kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan, dan lain-lain aspek yang ada pada
peserta didik (Nana Sudjana , 2011). Sebagai pendidik yang professional,
mengapa harus mengakaji proses belajar, hal ini dikarenakan setelah pengetahuan
kita (pendidik) tentang proses belajar semakin bertambah, praktik pendidikan akan
semakin efisien dan efektif.
Sebagai seorang pendidik, untuk dapat membelajarkan
peserta didik, maka pendidik yang professional mengimplementasikan
prinsip-prinsip teori belajar pada proses pembelajaran. Teori belajar adalah
cara-cara yang digunakan untuk memahami tingkah laku individu yang relative
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkunga. Hal ini
sejalan dengan pendapat januszwesky (2008), yang mendefenisikan teori belajar
sebagai usaha untuk menggambarkan bagaimana belajar manusia. Mereka memberikan
penjelasan tentang apa saja elemen kunci dalam proses memperoleh pengetahuan
baru dan kemampuan bagaimana elemen tersebut berinteraksi. Sebagai contoh,
tingkah laku berfokus pada diamati peristiwa yang yang mendahului dan mengikuti.
Teori belajar merupakan psikologi terapan yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan, membahas aspek dalam proses belajar. Yaitu
memasukkan “pembelajaran, pemahaman, motivasi, pengembangan, kepribadian, dan
yang lainnya” dalam pembahasan psikologi (Snelbecker, 1974).
Berdasarkan pengertian teori belajar diatas, jelas
bagi kita bahwa teori belajar sangat bermanfaat bagi pendidik dalam
melaksanakan profesionalitas tugasnya sebagai seorang pendidik. Sejalan dengan
itu, Ratna Willis (2011) mengemukakan beberapa fungsi teori belajar,
diantaranya sebagai berikut :
Teori belajar, membuat penemuan-penemuan
menjadi sistematis.
Suatu teori dapat digunakan untuk membuat penemuan penelitian
menjadi sistematis dan member arti pada peristiwa-peristiwa yang kelihatannya
saling tidak ada hubungannya. Teori ini bukan hanya menyederhanakan sehingga
membantu pemahaman, melainkan juga dengan adanya teori ini dapat diatur
sejumlah besar fenomena menjadi suatu skema yang koheren.
Membuat Pendeteksi
Suatu teori yang baik dapat menghemat usaha-usaha yang tidak
berguna dengan menunjukkan letak segi keuntungan bila dilakukan penelitian.
Membuat Prediksi
Suatu teori dapat digunakan untuk melakukan prediksi, suatu teori
bukan hanya membawa ilmuan pada pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
akan berguna, melainkan juga teori itu dapat memperlihatkan apa yang dapat
diharapkannya untuk ditemukan bila ia telah melakukan eksperimen atau
pengamatan.
Memberi Penjelasan
Suatu teori dapat digunakan untuk menjelaskan. Jadi, fungsi teori
dalam hal ini ialah untuk menjawab pertanyaan “mengapa” yaitu mengapa terjadi
peristiwa-peristiwa tertentu dan mengapa manipulasi suatu variabel menghasilkan
perubahan pada variabel yang lain. Banyak kejadian di alam ditentukan atau
disebabkan oleh factor-faktor yang tidak diketahui atau hanya diketahui tidak
sempurna. Jadi kejadian-kejadian semacam itu harus dilakukan secara teoritis.
Fungsi menjelaskan pada suatu teori sangatlah luas dan kerap kali disalah
gunakan. Setiap kejadian dapat dijelaskan oleh suatu teori selama penjelasan
itu masuk akal, dan paling sedikit melibatkan kejadian yang diamati.
Keempat fungsi teori belajar diatas, dapat digunakan oleh pendidik
sebagai pedoman dalam merancang bahan pembelajaran, pemilihan media yang tepat,
pelaksanaan proses pembelajara, dan mengevaluasi hasil belajar. Tujuan utama
teori belajar adalah untuk memberikan pendidik beberapa pemahaman dari berbagai
pilihan yang ada untuk konseptualisasi proses pembelajaran dan untuk
merencanakan pengalaman pendidikan yang lebih rinci. Dalam proses pembelajaran
peserta didik tentu akan suka melihat pelaksanaan contoh yang konkrit.
Teori belajar diharapkan akan memberikan dasar yang sistematis
untuk merencanakan dan melakukan pengalaman pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Snelbecker
(1974) bahwa “ pendidik membutuhkan cara mengajar yang dapat menciptakan
keyakinan siswa untuk menempatkan penekanan lebih besar pada pengembangan dasar
pemikirannya, dan aktivitas mengajar bukanlah mengindoktinasikan peserta didik
untuk setiap langkah-langkah yang mereka ambil di dalam kelas. Dengan teori
belajar, pendidik memiliki acuan dalam menetapkan cara mengajar yang dapat
menciptakan pemahaman belajar, dan peserta didik dapat mengkonstruksikan
pemahamannya sendiri dari apa yang dipelajarinya.
KESIMPULAN
Pendidik adalah
orang yang bertugas membantu peserta untuk mendapatkan pengetahuan sehingga
peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, karena idealnya
dalam proses belajar mengajar yang menjadi pusat pembelajaran adalah siswa.
Untuk dapat membelajarkan peserta didik, maka dibutuhkan sikap keprofesionalan
guru sebagai tenaga pendidik. Professional tenaga pendidik lahir dari penerapan
dan mengimplikasikan aspek teori belajar dalam proses pembelajaran. Dengan
begitu dapat disimpulkan :
Pendidik yang professional haruslah
memiliki empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogias, kepribadian, sosial,
dan, dan professional. Selain itu, pendidik yang professional, harus mampu
melakukan beberapa peran, yaitu pendidik mampu sebagai sumber belajar,
fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator.
Teori belajar sangat bermanfaat
bagi pendidik dalam melaksanakan profesionalitas tugasnya sebagai seorang
pendidik, adapun manfaat teori belajar bagi pendidik professional adalah teori
belajar, membuat penemuan-penemuan menjadi sistematis, teori belajar dapat
dijadikan sebagai alat pendeteksi bagi guru dalam mempelajari psikolgis peserta
didik, teori belajar juga dapat dijadikan alat prediksi dalam melakukan
eksperimen dalam proses pembelajaran, dan selanjutnya, teori belajar bermanfaat
dalam menjelaskan berbagai kejadian yang dilandaskan dengan teori
Tulisan yang sangat bagus. Sayang sekali daftar pustakanya terlewat.
ReplyDelete