Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah berpengaruh terhadap penggunaan alat bantu
mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan leinnya. Dengan
kemajuan teknologi, perkembangan pendidikan di sekolah semakin lama semakin
mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan. Kemajuan dan
peranan teknologi sudah sedemikian menonjol, sehingga penggunaan alat,
perlengkapan pendidikan, media pendidikan, dan pengajaran di sekolah-sekolah
mulai disesuaikan dengan kemajuan.
Teknologi
Kata
teknologi berasal dari Yunani Technologia, Techne berarti kemampuan dan Logia berarti ungkapan. Menurut
Wikipedia (Smaldino,
2006) teknologi berkaitan dengan pemanfaatan dan pengetahuan
tentang peralatan dan keterampilan/keahlian. Sedangkan teknologi pengajaran
adalah pemanfaatan dan pengetahuan spesifik dari peralatan dan keterampilan dalam pendidikan. Dengan
begitu segala sesuatu dan berbagai keterampilan yang dapat digunakan, bermanfaat
serta membantu proses pendidikan dapat kita sebut sebagai teknologi pengajaran.
Untuk
dapat menggunakan teknologi, guru harus memiliki kemampuan dan berpengalaman
dalam melaksanakan praktek pengajaran di dalam kelas. Teknologi dapat
diterapkan dalam semua bagian kurikulum, guru juga perlu memilih teknologi yang
tepat untuk mendukung pelaksanaan proses pengajarannya. Misalnya untuk
mendukung proses pembelajaran jarak jauh, maka guru dapat menggunakan perangkat
komputer dan penggunaan internet. Dengan penggunaan teknologi siswa tidak lagi
terbatas oleh ruang kelas untuk mendapatkan berbagai informasi yang mendukung
pembelajarannya, melainkan dengan penggunaan teknologi komputer dan internet,
dunia dapat menjadi ruang kelas bagi siswa. Selain itu teknologi juga dapat
menyimpan berbagai informasi (teks, audio, visual dan film) dalam bentuk format
digital seperti CD dan DVD. Dengan demikian penggunaan teknologi yang tepat
diharapkan dapat membantu guru mempermudah dan meningkatkan kualitas
pengajarannya.
Media
berasal dari bahasa Latin medium yang
berarti antara, yakni apa saja yang membawa informasi antara sumber pesan dan
penerimanya. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of
education and Communication Technology / AECT) membatasi media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Gagne (1970) menyatakan behwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. sementara itu Briggs
(1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dpata menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. buku, film, kaset, film bingkai
merupakan beberapa contoh media pembelajaran.
Sementara
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA), memiliki
pendapat yang berbeda tentang media. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Dari beberapa defenisi diatas,
dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan minat, sehingga media dapat menarik perhatian siswa sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi.
Berdasarkan
pengertian diatas, maka dapat didefenisikan media sebagai sebuah sarana
pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran
untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Tujuan
dari penggunaan media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar. Ada enam
kategori dasar media, yaitu :
- Teks, yakni karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam berbagai format, seperti buku, poster, layar komputer, papan tulis dan lain-lain.
- Audio, yakni segala sesuatu yang dapat didengar, seperti suara orang, musik, suara bising, dll.
- Visual, yakni segala sesuatu yang dapat kita lihat, misalnya diagram pada poster, gambar, buku, dll.
- Video, yakni media yang menampilkan gerakan, misalnya rekaman video, animasi komputer, DVD, dll.
- Perekayasa, yakni segala sesuatu yang bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh, misalnya benda-benda.
- Manusia, seperti guru, siswa, ahli bidang studi dll.
Dari
semua kategori media ini, kita dapat memilih dan menggunakan berbagai kategori
media yang kita butuhkan dan dapat mendukung proses pembelajaran di kelas.
Format
media adalah bentuk fisik yang didalamnya terdapat pesan yang akan ditampilkan.
Format media biasanya akan disesuaikan dengan jenis medianya, misalnya untuk
visual dan teks, dapat menggunakan format media papan tulis penanda, untuk teks
dan visual, dapat menggunakan format slide powerpoint, untuk suara dan musik
dapat menggunakan format Compact Disc (CD). Untuk menampilkan video, dapat
menggunakan format DVD, dan untuk audio, teks dan video dapat menggunakan format
komputer multimedia. Setiap format ini memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri dalam menyampaikan pesan yang akan ditampilkan.
Untuk memilih dan menentukan format media kita
perlu mempertimbangkan berbagai faktor,
seperti jumlah media dan teknologi yang tersedia, keragaman siswa, dan tujuan
yang harus dicapai. Selain itu untuk memilih format media, guru juga perlu
memperhatikan situasi /keadaan dimana pengajaran berlangsung (kelompok kecil
atau besar), variabel siswa, dan juga sifat tujuan yang ingin dicapai
(kognitif, afektif, psikomotor), serta kemapuan dalam menyajikan format media.
Bahan-bahan
pengajaran adalah benda-benda spesifik
yang digunakan dalam sebuah pelajaran yang dapat mempengaruhi kegiatan
belajar siswa. Bahan-bahan pengajaran haruslah dirancang dan dimanfaatkan
dengan baik, karena interaksi antara siswa dengan bahan-bahan pengajaran ini
akan menciptakan dan memperkuat proses
belajar yang sebenarnya. Bahan pengajaran yang kuat, dirancang dengan baik,
disimpan, digunakan kembali dan dimanfaatkan dalam berbagai cara, sedangkan
sebaliknya, bahan pengajaran yang lemah, yang tidak tersusun dengan baik akan
menghasilkan belajar yang terbatas. Bahan ajar yang baik, haruslah dirancang,
di buat, dan disajikan dengan seoptimal mungkin agar memberikan dampak terhadap
belajar siswa.
Proses
pembelajaran berlangsung dari pengalaman konkret/nyata sampai pengalaman yang
abstrak. Sebagaimana yang ditunjukan Edgar Dale (1969) dalam Cone Of Experience
yang menyarankan agar kita memulai belajar dengan siswa sebagai peserta dalam
pengalaman aktualnya, kemudian pindah ke siswa sebagai pengamat kejadian
aktual, siswa sebagai pengamat kejadian melalui perantara, dan akhirnya siswa
dapat mengamati simbol-simbol yang mewakili sebuah kejadian. Menurut Dale
(Smaldino, 20..) siswa bisa memanfaatkan kegiatan pembelajaran yang lebih
abstrak sehingga siswa dapat membentuk sekumpulan pengalaman yang lebih konkret
untuk memberi makna pada representasi kenyataan yang lebih abstrak. Pada waktu
siswa menuju ke pengalaman yang lebih abstrak, siswa akan mendapatkan informasi
yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Siswa dapat memperoleh banyak
informasi dengan waktu yang singkat melalui teks, atau audio, dengan syarat
siswa memiliki pengetahuan dan pengalaman prasayarat untuk memahami
simbol-simbol verbal tersebut.
Menurut
Jrome Bruner (1966 dalam Smaldino, 2008) urutan dimana siswa melihat material
berdampak langsung pada kemampuan mereka menyelesaikan tugas. Ketika tugas
disajikan pada orang dewasa yang tidak mempunyai pengalaman yang relevan,
belajar akan lebih mudah jika pembelajaran mengikuti urutan dari pengalaman konkret
ke penyaajian yang abstrak (simbolis). Dengan semakin berkembangnya imu
pengetahuan, saat ini orang cenderung beralih dari fokus pada pengajaran ke
penekanan pada belajar. Dimana saat ini terjadi peralihan penggunaan media yang
dulu digunakan guru dalam kelas, dan sekarang teknologi dan media digunakan
siswa kapan dan dimana saja.
Belajar
didefinisikan sebagai perubahan terus menerus dalam kemampuan yang berasal dari
pengalaman pelajar dan interaksi dengan dunia (Discroll, 200 dalam Smaldino, 2008). Menurut John
Dewey (1916) sebagian besar kita tidak belajar dengan cara diberi tahu, tapi
dengan berbuat. Belajar merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau
sikap yang baru ketika seseorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan
(Smaldino, 2008)
Jenis-Jenis
Belajar
Ranah Kognitif
Menurut
ranah kognitif, belajar menggunakan serangkaian kemampuan intelektual yang dapat dikelompokkan dalam informasi
verbal, visual, atau keterampilan intelektual. Belajar verbal melibatkan proses
mengingat, atau mengingat kembali fakta/informasi. Sedangkan keterampilan
intelektual membutuhkan penerapan kemampuan berpikir kritis dan manipulasi
informasi.
Ranah Afektif
Ranah
afektif melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai. Tujuannya adalah
menstimulasi minat terhadap suatu hal, mendorong perilaku sosial dan memiliki
standar etika dalam memanfaatkan internet.
Ranah Psikomotor
Menurut
ranah ini, belajar melibatkan keterampilan atletik, manual dan keterampilan
fisik lainnya. Tujuannya adalah untuk kemampuan kegiatan mekanis tertentu,
penggunaan berbagai peralatan, dll.
Ranah Interpersonal
Menurut
ranah ini belajar melibatkan interaksi antara orang-orang. Kemampuan
interpersonal merupakan keterampilan orang untuk berhubungan secara efektif
dengan orang lain.
Perspektif
Psikologis mengenai belajar
Perspektif Behavioris
B.F.
Skinner, yang melahirkan teori penguatan,
memperlihatkan bahwa penguatan atau memberi ganjaran pada respons yang
diinginkan, dapat membentuk pola perilaku organisme. Menurut Skinner dengan
serangkaian penguatan akan muncul pengajaran terprogram yang belakangan
berkembang menjadi pengajaran dibantu komputer. Menurut para tokoh aliran
behavioris proses belajar dapat dilihat dari perilaku yang diamati.
Perspektif Kognitifis
Para
kognitifis berkontribusi dalam teori belajar dengan menciptakan model-model
tentang bagaimana siswa menerima, memproses dan merekayasa informasi. Menurut
tokohnya Jean Piaget (1977), psikolog kognitif menelusuri proses mental yang
digunakan individu dalam menanggapi lingkungan mereka. Kognitifisme membahas
bagaimana orang berpikir, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Para
kognitifis menciptakan sebuah model mental dari ingatan jangka pendek dan
jangka panjang, yang akan digunakan untuk menyimpan informasi. Informasi baru
dapat disimpan pada ingatan jangka pendek, dan kemudian informasi tersebut
dapat digabungkan dengan keterampilan dalam memori jangka panjang untuk
mengembangkan strategi kognitif atau keterampilan untuk mengatasi hal-hal yang
sulit. Dengan begitu, siswa tidak lagi tegantung pada guru, tapi lebih
mengandalkan strategi kognitif mereka sendiri dalam memanfaatkan sumber daya belajar
yang tersedia.
Perspektif Konstruktivis
Menurut
konstruktivisme keterlibatan siswa dalam pengalaman yang bermakna sebagai inti sari dari pembelajaran empiris.
Konstruktivisme menekankan bahwa siswa menciptakan penafsiran mereka sendiri
tentang dunia informasi. Siswa akan mendapatkan pengalaman belajar sebagai
pengalaman mereka sendiri, dan tujuan pengajaran adalah tidak untuk mengajarkan
informasi, tetapi menciptakan situasi, sehingga siswa dapat menafsirkan
informasi bagi pemahaman mereka sendiri. Peran pengajaran adalah memberikan
siswa cara untuk menyusun pengetahuan , bukan untuk membagi fakta. Menurut ahli
perspektif, belajar efektif adalah ketika siswa terlibat dalam tugas autentik
yang mengaitkan konteks bermakna, yakni learning by doing.
Perspektif Psikologis Sosial
Psikolog
sosial memusatkan belajar terhadap efek organisasi sosial. Menurut Robert
Slavin (Smaldino,2008) belajar
kooperatif akan lebih efektif dan lebih menguntungkan secara sosial
dibandingkan belajar kompetitif secara individual. Slavin mengembangkan
seperangkat teknik belajar kolaboratif yang mencakup prinsi-prinsp kolaborasi
kelompok kecil, pengajaran yang dikendalikan siswa dan adanya ganjaran (reward)
berdasarkan pencapaian kelompok. Dengan adanya berbagai jenis perpektif dan
teori belajar ini, guru dapat memilih dan menentukan apa yang akan digunakan,
yang tentunya disesuaikan dengan kondisi/situasi belajar serta tujuan
pembelajaran.
Teknologi
dan media memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang
berpusat pada guru dapat menggunakan teknologi dan media untuk mendukung
penyajian pembelajaran. Sedangkan untuk pembelajaran yang berpusat pada siswa,
siswa dapat menjadi pengguna utama teknologi dan media tersebut.
Penggunaan
media pembelajaran telah memberikan keuntungan dalam proses pembelajaran dalam waktu yang lama.
Baru-baru ini, telah terjadi
peningkatan pembuktian, bahwa
hasil penggunaan media pembelajaran bersifat positif apabila benar-benar dirancang secara hati-hati.
Media pembelajaran akan berkualitas
tinggi jika digunakan sebagai bagian
integral dari pembelajaran di
kelas dan pelatihan atau sebagai
sarana utama pembelajaran secara
langsung. Kemp(1998)
mengemukakan ada sembilan hasil yang didapatkan
dengan menggunakan media pembelajaran adalah :
- Isi dari topik dapat lebih hati-hati dipilih dan terorganisir. Ketika merencanakan sebuah produksi media atau memeriksa bahan sebelum memilih media untuk digunakan, seseorang harus memberikan perhatian rinci pada materi pelajaran. Proses ini memungkinkan seseorang untuk berpikir dan memilih struktur isi untuk mempermudah pemahaman dan penggunaan.
- Penyampaian pembelajaran dapat lebih standar. Setiap pelajar melihat dan mendengar presentasi media dan pelajar akan menerima pesan yang sama. Pengajar dapat saja menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda, namun dengan menggunakan media yang bervariasi, hal itu dapat diminimalisir, maka dengan menggunakan media, informasi yang sama dapat dikomunikasikan kepada semua peserta didik sebagai dasar untuk pembelajaran selanjutnya, praktek, dan aplikasi.
- Pembelajaran dapat lebih menarik. Ada faktor yang harus mendapatkan perhatian terkait dengan media pembelajaran yang membuat pebelajar dapat mengingat siombol, dan konsep-konsep tertentu. Kejelasan dan koherensi pesan, daya tarik gambar yang berganti-ganti, penggunaan efek khusus, dan dampak dari ide-ide yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, menyebabkan penonton(siswa) untuk tertawa atau menjadi bijaksana, semua faktor berkontribusi terhadap aspek menciptakan motivasi dan ini merupakanaspek yang harus ada dalam media pembelajaran.
- Belajar menjadi lebih interaktif melalui penerapan teori belajar yang diterima. Isi media pembelajaran dapat diatur dan disajikan dengan cara mewakili pembelajaran yang baik. Ketika merancang media, beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan adalah seperti partisipasi peserta didik, umpan balik, dan penguatan, dimana semua itu dapat secara aktif melibatkan peserta didik dalam pengalaman belajar. Interaksi terus-menerus antara pelajar dan media dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif dan mengantarkan pembelajaran pada tingkat intelektual yang lebih tinggi.
- Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi. Kebanyakan media presentasi memerlukan waktu yang singkat untuk mengirimkan pesan kepada peserta didik. Tetapi selama periode yang singkat ini, sebagian besar informasi dapat dikomunikasikan dan diserap oleh peserta didik. Hal ini dapat menyebabkan efisiensi yang lebih besar dalam penggunaan waktu bagi pengajar dan pelajar selama berlangsungnya pembelajaran.
- Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Ketika ada integrasi antara gambar dan kata-kata, media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen pengetahuan secara terorganisir dengan baik, lebih spesifik, dan jelas. Akibatnya, dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan penggunaan media yang tepat, maka diharapkan belajar dapat mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan media dapat bertahan lebih lama daripada membaca atau belajar verbal.
- Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana pun diinginkan atau diperlukan. Ketika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara mandiri, maka pelajar dapat belajar di waktu dan tempat yang nyaman secara mandiri. Fleksibilitas ini sangat penting bagi seseorang yang harus mengintegrasikan kegiatan penelitian dengan tanggung jawab pekerjaan dan pribadi.
- Sikap positif seseorang, yaitu apa yang mereka pelajari dan proses belajar yang mereka lakukan dapat ditingkatkan sesuai dengan kesadaran diri masing-masing. Peserta didik sering mengekspresikan preferensi untuk menggunakan media sebagai sarana belajar. Hal ini mungkin karena aspek motivasi berkontribusi dalam pembelajaran, bahwa media dapat membuat orang sukses dalam belajar. Seseorang dapat melakukan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan memuaskan dengan media pembelajaran.
- Peran pendidik dapat berubah ke arah yang positif. Selain penggunaan media pembelajaran dapat bermanafaat dalam mengarahkan peserta didik dan prestasi belajarnya, media juga memberikan keuntungan bagi pendidik. Pertama, beban untuk mengulang penjelasan terhadap materi pelajaran dan keterampilan dapat dihilangkan. Kedua, pendidik tidak harus menyajikan informasi secara lisan, aspek yang mungkin lebih penting yaitu seperti memberikan perhatian dapat dilakukan. Ketiga, pendidik dapat meningkatkan kesempatan untuk memenuhi peran menjadi konsultan dan penasihat bagi para peserta didik.
Secara
keseluruhan, sembilan hasil menggunakan media diatas, menunjukkan
melalui penggunaan media baik efisiensi belajar dan sikap positif terhadap pembelajaran, dapat
ditingkatkan. Setiap orang harus memutuskan mana dari
kontribusi ini harus mendapat
perhatian ketika merencanakan dan
memproduksi media untuk pembelajaran.
Secara umum penggunaan media pembelajaran dapat dilakukan oleh guru dan siswa, penggunaan media juga memberikan manfaat bagi keduanya, antara
lain sebagai berikut (Smaldino,2008):
Pemanfaatan
teknologi dan media oleh guru
Teknologi dan
media biasa digunakan untuk mendukung pembelajaran yang berpusat pada guru.
Teknologi dan media dapat membantu guru menjelaskan materi pelajaran. Guru
dapat merancang bahan pengajaran dengan baik untuk meningkatkan dan memajukan pembelajaran. Perencanaan dan
pemilihan sumber daya yang tepat dan cermat akan mempengaruhi keefektifan bahan
pengajaran tersebut.
Model
ASSURE
Untuk
meningkatkan proses belajar siswa, guru haruslah menciptakan lingkungan belajar
yang tepat. Guru harus terlebih dahulu mengetahui karakterstik siswanya, selain
itu guru harus menetapkan tujuan, memilih strategi, teknologi dan media serta
bahan yang tepat. Teknologi dan media harus digunakan dengan tepat agar dapat
mendorong siswa belajar. Guru dapat melibatkan siswa melalui latihan dan umpan
balik yang tepat. Kemudian, guru bisa menilai para siswa, pengalaman belajar,
dan komponennya serta melakukan revisi.
Model
ASSURE dikembangkan sebagai suatu bantuan perencanaan untuk membantu memastikan
bahwa teknologi dan media digunakan untuk memperoleh keuntungan maksimum, tidak
hanya sebagai pengganti untuk pesan cetak dan lisan. Model ASSURE ini
menyediakan sebuah proses yang sistematis untuk menciptakan pengalaman belajar.
Salah satu peran penting teknologi dan media adalah sebagai katalisator untuk
perubahan dalam lingkungan pembelajaran secara keseluruhan. Penggunaan media
yang efektif mengharuskan guru menjadi lebih baik dari sebelumnya, memikirkan
tujuan, mengubah rutinitas kelas setiap hari, dan melakukan penilaian untuk
menentukan pengaruh pembelajaran pada kemampuan mental, perasaan, nilai-nilai,
keterampilan interpersonal dan keterampilan motorik.
Pengajaran Tematik
Pengajaran
Tematik merupakan suatu penyusunan pengajaran berdasarkan tema/topik.
Pengajaran ini sering kita temukan pada tingkat sekolah dasar, dimana guru
memadukan konten dan keterampilan dari banyak bidang studi. Sebuah tema yang
bagus haruslah menarik dan mampu mempertahankan perhatian siswa, menyediakan
pengalaman pemecahan masalah, mendukung kegiatan antar disipiln ilmu dan melibatkan berbagai teknologi dan media.
Guru dapat memulai pengajaran tematik dengan berbagai pengalaman, berbagi
keahlian dan membuat kesimpulan.
Pemanfaatan
teknologi dan media oleh siswa
Teknologi
dan media dapat digunakan siswa dengan berbagai cara untuk meningkatkan
belajar. Pemanfaatan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa dapat memberikan
waktu bagi guru memeriksa, memperbaiki permasalahan siswa, berkonsultasi dengan
siswa secara individu dan mengajar perorangan dalam kelompok kecil. Walaupun
pembelajaran sudah menggunakan teknologi dan media, namun bukan berarti
teknologi dan media menggantikan peran guru, melainkan membantu para guru untuk
mengelola pengalaman belajar secara kreatif tidak saja sebagai pemberi
informasi.
Dengan
perkembangan ilmu dan pengetahuan, saat ini siswa dapat menggunakan berbagai
teknologi yang ada, misalnya dengan adanya komputer dan media pengajaran
interaktif yang membuat siswa dapat belajar mandiri. Selain itu siswa juga
dapat menggunakan sumber daya online yang tersedia untuk siswa. Dengan sumber
belajar online ini, siswa dapat mencari beragam informasi dan menambah
pengetahuannya kapan dan dimana saja dengan tetap memperhatikan panduan hak
cipta. Ada dua pemanfaatan penting teknologi dan media bagi siswa, yaitu :
Portofolio
Portofolio
adalah kumpulan karya siswa yang menggambarkan pertumbuhan /perkembangan siswa
dalam suatu periode waktu. Portofolio meliputi artefak, benda-benda/bahan yang
dibuat siswa, seperti buku gambar, video, proyek multimedia, dll, dan siswa
juga dapat menuliskan refleksi pada karya mereka. Penilaian portofolio
bertujuan untuk mengukur prestasi siswa dengan kemampuan mereka untuk
menciptakan produk nyata, menerangkan dengan contoh kecakapan mereka dalam dari
segi analisis, sintesis dan evaluasi.
Protofolio
menampilkan gambaran luas mengenai pengetahuan siswa dan apa yang dapat
dilakukan siswa. Portofolio dapat menampilkan proses, produk, serta pertumbuhan
siswa. Refleksi akan menjadi suatu komponen penting bagi portofolio siswa.
Siswa dapat menilai pekerjaan mereka sendiri dan meningkatkan pekerjaan dan
kemampuan mereka.
Pembelajaran
Jarak Jauh
Pembelajaran
jarak jauh merupakan suatu pendekatan di bidang pendidikan yang saat ini
berkembang pesat di seluruh dunia. Banyak organisasi, lembaga dll yang
menggunakannya, seperti lembaga perguruan tinggi yang memanfaatkan pendidikan
jarak jauh untuk mendapatkan lebih banyak mahasiswa yang terpisah secara
geografis, dan memiliki akses terbatas di ruang kelas. Karakter pembeda dari
pendidikan jarak jauh ini adalah pemisahan dari tim pengajaran dan siswa selama
pembelajaran.
Pendidikan jarak jauh menggunakan teknologi
dan media untuk menyampaikan pembelajaran, seperti video, program komputer, dll
yang dikirim kepada siswa secara perorangan. Teknologi dan media ini dapat
dimanfaatkan siswa dengan efektif dalam kegiatan belajar mandiri. Selain itu
pendidikan jarak jauh juga menggunakan radio, siaran televisi, telekonferensi
secara langsung antara siswa dengan guru. Teknologi dan media ini memberikan
kesempatan bagi siswa yang berbeda lokasi untuk dapat saling berkomunikasi,
misalnya dengan adanya fasilitas blog, chatting, papan diskusi, dll untuk
mendukung proses pembelajaran jarak jauh.
Penataan Belajar
Lingkungan
belajar merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam penataan belajar. lingkungan belajar merupakan lingkungan
atau situasi fisik yang didalamnya diharapkan berlangsung proses pembelajaran.
Ada banyak tempat yang dapat menjadi lingkungan belajar, seperti ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, pusat media, taman bermain,
rumah, dll. Yang membedakan setiap lingkungan belajar adalah dari segi ukurannya,
penataan, pencahayaan, susunan tempat duduk, serta orientasi guru dan siswa.
Ada dua jenis lingkungan belajar, yaitu :
Dalam
waktu Bersamaan (synchronous)
Pengajaran
dalam waktu bersamaan (synchronous) terjadi dimana para pelajar harus
menghadiri pembelajaran pada waktu yang sama, misalnya presentasi dalam kelas,
siaran tv, telekonferensi, dll. Ada dua macam pembelajaran dalam waktu
bersamaan yaitu pembelajaran langsung dan tidak langsung. Pembelajaran
langsung yakni terjadi pada waktu dan
tempat yang sama bagi semua pelajar,
misalnya pembelajaran di ruang kelas, dll.
Sedangkan
pembelajaran tidak langsung yakni pembelajaran yang beralangsung di waktu yang
sama, tapi dengan tempat yang berbeda, misalnya seperti pembelajaran jarak
jauh. Walaupun dalam pembelajaran jarak jauh, sulit untuk menyatukan siswa
dalam satu tempat, tapi pembelajaran ini masih membutuhkan sifat pengajaran
tatap muka, misalnya melalui telekonferensi, ini dilakukan untuk memastikan
bahwa setiap orang dapat menerima pesan yang sama pada waktu yang sama, dan
memungkinkan interaksi dua arah pada saat itu juga(real-time). Salah satu
contoh pendidikan jarak jauh yang ada saat ini adalah sekolah lanjutan virtual,
sekolah SMP Terbuka, dan universitas terbuka. Pendidikan jarak jauh ini diberawal
karena adanya kebutuhan untuk menyediakan akses setara bagi siswa yang tinggal
di tempat-tempat yang jauh/ daerah-daerah kecil.
Tidak
dalam Waktu Bersamaan (Asynchronous)
Pembelajaran
tidak dalam waktu yang bersamaan memungkinkan para pelajar yang berbeda untuk
merasakan konten yang sama pada waktu yang berbeda., misalnya dengan belajar
mandiri, menggunakan komputer, CD interaktif,web tutorial dll. Pengajaran dalam
waktu tidak bersamaan dapat diakses siswa pada waktu berbeda dan ditempat
berbeda pula. Siswa dapat berinteraksi melalui fasilitas chatting, ruang
diskusi, grup, dll. Interaksi kelompok ini bermanfaat bagi para siswa untuk
memiliki waktu untuk memikirkan pertanyaan/persoalan
dan saling menanggapi. Adanya keharusan untuk berinteraksi terus menerus dengan
bahan dan mendapatkan umpan balik mengenai kemajuan tiap tahapan belajar akan
menentukan keberhasilan pendekatan pembelajaran ini. Pendekatan ini
memungkinkan para siswa untuk memulai dan mengakhiri pengajaran kapan saja dan
emnentukan kemajuan belajarnya sendiri.
Proses
merancang program pembelajaran, dapat diklasifikasikan lagi menjadi belajara mandiri dengan modul tunggal, sebuah unit lengkap, atau
total pelatihan yang menggunakan tujuan, dan prosedur yang sistematis. Empat elemen dalam proses pembelajaran, antara
lain peserta didik, tujuan,
metode, dan evaluasi, merupakan sebuah bentuk
kerangka prosedur pengembangan pembelajaran. Selain itu, ada faktor-faktor lain yang dapat mendukung atau berhubungan
dengan keempat elemen diatas.
semua potongan, dapat
kita kembangkan dalam perencanaan, dimana komponen-komponen ini saling berkaitan (Kemp, 1998):
- Menilai kebutuhan belajar untuk merancang program pembelajaran, tujuan, kendala, dan prioritas yang harus diambil.
- Pilih topik atau tugas-tugas pekerjaan yang harus menunjukkan tujuan umum.
- Memeriksa karakteristik peserta didik yang harus mendapat perhatian selama perencanaan.
- Mengidentifikasi isi pelajaran dan menganalisa tugas yang berkaitan dengan topik.
- Tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik dalam hal isi pelajaran dan tugas-tugas pekerjaan.
- Melalui pretesting, dapat menentukan persiapan peserta didik untuk mempelajari topik.
- Pilih kegiatan mengajar / metode pembelajaran dan desain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Pilih sumber daya (termasuk media) untuk mendukung kegiatan.
- Tentukan layanan dukungan yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan kegiatan dan akuisisi atau memproduksi bahan-bahan.
- Bersiaplah untuk mengevaluasi pembelajaran dan program dalam hal pencapaian tujuan, dengan maksud untuk merevisi dan menilai kembali setiap fase dari rencana pembelajaran yang perlu perbaikan.
Bagaimanapun bentuk pembelajaran yang akan dilaksanakan, sebelum
merancang media pembelajaran, terlebih dahulu yang perlu diperhatikan oleh guru adalah konten
pembelajaran. Konten pembelajaran merupakan inti dari proses pembelajaran.
Selain itu, untuk ketepatan dalam pemanfaatan media, Nana
Sudjana (1990) mengungkapkan, dalam memilih media pembelajaran untuk
kepentingan pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan beberapa
kriteria-kriteria berikut ;
- Ketepatannya, dengan tujuan pembelajaran, dimana media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan pembelajaran yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran.
- Media pembelajaran mendukung terhadap isi bahan pembelajaran, artinya bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat tepat disampaikan bila didukung dengan menggunakan media pembelajaran.
- Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang akan digunakan oleh guru dalam menunjang proses pembelajaran, hal yang terpenting adalah guru harus mampu menggunakan dalam mengoperasionalkan media dalam proses pembelajaran.
- Tersedianya waktu untuk menggunakan media, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
- Sesuai dengan taraf pemikiran siswa, dalam memilih media pembelajaran, guru harus memperhatikan aspek yaitu media harus sesuai dengan taraf pemikiran peserta didik. Dimana taraf pemikiran tiap-tiap peserta didik berbeda-beda sesuai dengan jenjang usia dari peserta didik tersebut. Jenjang pemikiran siswa SD akan berbeda dengan siswa SLTP atau SLTA.
Informasi dan Pengajaran
Sebagai
seorang pendidik, guru haruslah dapat membedakan antara informasi dengan
pengajaran. Informasi merupakan pengetahuan, fakta, berita, komentar, dan
konten seperti yang terdapat dalam buku, situs, dll. Setiap saat kita menerima
banyak informasi. Para siswa tidak perlu bertanggung jawab untuk menyimpan dan
menggunakan informasi yang dilihat/didengar.
Siswa tidak perlu menyimpan semua informasi, namun cukup informasi yang mereka
butuhkan. Bahkan saat ini kita bisa mencari banyak informasi dengan komputer
untuk mambantu bahkan “melatih” individu, dengan bantuan sistem komputer,
sistem dapat berkontribusi bagi belajar, walaupun tujuannya membantu
menyediakan informasi.
Pengajaran adalah penyusunan informasi dan
lingkungan untuk memudahkan belajar. Menurut Gagne (1985) pengajaran sebagai
sekumpulan kejadian yang bersifat eksternal bagi para pelajar yang dirancang
untuk mendukung proses internal belajar. Lingkungan tidak hanya tempat dimana
pembelajaran berlangsung, tapi juga strategi, teknologi dan media yang
dibutuhkan untuk menyempaikan informasi dan memandu proses belajar siswa.
Prinsip-Prinsp
Pengajaran Efektif
Menaksir
pengetahuan siswa sebelumnya
Sebelum
guru memberikan pembelajaran, guru harus mengumpulkan berbagai informasi
terkait tentang tingkat pengetahuan dan keterampilan setiap siswa. Untuk
mempelajari bahan dan kegiatan pelajaran, para siswa harus memiliki pengetahuan
dan keterampilan prasyarat (Newby, Stepich, Lehman, &Russell, 2006)
Mempertimbangkan
perbedaan individual
Setiap
siswa memiliki kepribadian, bakat, pengetahuan , dll yang berbeda-beda.
Pengejaran efektif memungkinkan individu berkembang pada tingkat yang
berbeda-beda,menguasai bahan yang
berbeda, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berbeda-beda (Cooper &
Varma, 1977).
Menyatukan
tujuan
Untuk
mengetahui arah pembelajaran, guru perlu merinci tujuan. Tujusn belajar harus
sesuai dengan hasil atau standar yang diharapkan (Mager, 1997).
Mengembangkan
Kemampuan Metakognitif
Keterampilan
yang selektif dalam mengawasi, mengevaluasi, dan menyesuaikan pendekatan mereka
akan meningkatkan belajar para siswa dan membantu menjadikan siswa belajar
sepanjang hayat (Nelson,1992).
Menyediakan
interaksi sosial
para
guru dan sesama rekan siswa yang bertindak sebagai tutor dan anggota kelompok
dapat menyediakan sejumlah dukungan pedagogis serta dukungan sosial (Jonassen,
Howland, Moore, dan Marra, 2002)
Memasukan
Konteks Realistik
Para
siswa akan mengingat dan menerapkan pengetahuan yang autentik dan disajikan
dalam konteks dunia nyata. Pembelajaran langsung hafal menghasilkan “
pengetahuan yang diam”, yaitu siswa mengetahui sesuatu tapi tidak bisa
menerapkannya dalam kehidupan nyata (Brandsford, Brown, & Cocking, 2000).
Melibatkan
para siswa dalam praktek yang relevan.
Pengalaman
belajar yang paling efektif adalah yang mendorong para siswa untuk menerapkan
keterampilan yang sesuai dengan hasil yang diharapkan. Partisipasi siswa akan
meningkatkan kemungkinan belajar. Latihan, terutama dalam berbagai konteks,
meningkatkan tingkat penyimpanan dan kemampuan menerapkan teknologi,
keterampilan, dan sikap baru. Latihan mendorong belajar yang lebih mendalam,
lebih lama, dan lebih awet (Morrison& Lowther, 2005).
Menyediakan
umpan balik yang konstruktif, terus menerus, dan tepat waktu
Dalam
pembelajaran, siswa harus mengetahui apakah pemikiran mereka benar atau salah.
Umpan balik bisa berasal dari guru, tutor, pesan elektronik dari komputer,
sistem skor, atau diri sendiri. Selain itu mereka juga perlu mengetahui alasan
kenapa mereka gagal dan bagaimana mereka bisa meningkatkan kinerja mereka
(Black&William, 1998).
Strategi
Strategi
pengejaran merupakan cara melibatkan para pelajar dalam kegiatan belajar
mengajar tertentu. Strategi pengajaran sebagai prosedur pengajaran yang dipilih
untuk membantu para pelajar meraih tujuan mereka atau menginternalisasi konten,
misalnya presentasi, demonstrasi, belajar kooperatif, permainan, penyelesaian
masalah, simulasi, diskusi,praktek, penemuan, tutorial, dll.
Teknologi
dan media selalu menjadi bagian integral
dari banyak strategi. Dengan memilih strategi, kita bisa memilih
teknologi dna media yang sesuai untuk menerapkan dan mendukung teori tersebut.
Simpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, teknologi
dan media pembelajaran sangat erat kaitannya dalam proses pembelajaran. Dimana
teknologi dan media sangat berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan.
Teknologi dan media dapat mebantu siswa dalam melakukan proses pembelajaran
yang berkelanjutan dari yang konkrit hingga yang abstrak. Penggunaan teknologi dan media memiliki
peranan yang sangat besar, baik itu bagi guru, maupun bagi siswa.
Agara tepat guna dalam pemanfaatn media pembelajaran, perlu dilakukannya penataan
belajar yang dilakukan oleh guru, baik itu untuk pembelajaran sinkronuous
(pembelajaran dalam waktu bersamaan) dan pembelajaran asinkronous(pembelajaran dalam waktu tidak
bersamaan). Hal penting yang perlu diingat sebelum menetapkan media
pembelajaran yang akan dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran, maka
terlebih dahulu, guru perlu menentukan strategi apa yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran
DAFTAR
PUSTAKA
Arief Sadiman, dkk. (2009).
Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers
Kemp, Jerrold & Dayton D,K (1998). Planning,
Producing and Using Instructional Media, 6th edition. New York :
Harper & Row Publishers.
Nana Sudjana, dkk. (1990).
Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Bandung
Smaldino, Heinich, Molenda, Russel. (2008).
Instructional Media and Technologies For Learning, (9th edition),
New York : Macmillan Publishing Company.
No comments:
Post a Comment