Latar
Belakang
Peningkatan
mutu pendidikan merupakan isu sentral di Negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia. Kompleksnya permasalahan dalam dunia pedidikan dewasa ini, menumbuh
kembangkan riset-riset yang bergerak dalam dunia pendidikan bertujuan sebagai
pencarian solusi bagi permasalahan pendidikan karena pengembangan ilmu
pengetahuan dimungkinkan oleh kegiatan-kegiatan penelitian dan diskusi
rasional. Salah satu bagian terkecil masalah pendidikan adalah masalah belajar
manusia. Untuk dapat menjadikan seseorang belajar,
banyak aspek yang meliputi proses belajar
tersebut.
Teknologi pendidikan yang merupakan bagian dari pendidikan, yang berkepentingan dengan segala aspek pemecahan masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan, juga ikut serta berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui cara-caranya yang khas. “Perkembangan system pendidikan di Indonesia hanya mungkin dapat terlaksana sebagai yang diharapkan apabila dipahami arti penting teknologi pendidikan, dan dengan demikian maka peran dan potensinya dapat diwujudkan secara optimal” (Miarso,2011 hal 71).
Teknologi
pendidikan berkembang searah dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teori dalam
bidang pendidikan, temuan teknologi baru, serta kondisi saat kini. Perkembangan
teknologi pendidikan telah berlangsung dari waktu yang lama, banyak pendapat dan
kejadian sejarah yang mendasari awal perkembangan teknologi pendidikan,
terutama yang berkaitan dengan perkembangan Instruksional. Teknologi pendidikan
sebagai teori dan praktik secara faktual telah menjadi bagian integral dari
upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya system pendidikan dan
pelatihan.
Berbicara
mengenai pesatnya perkembangan teknologi pendidikan dewasa ini, tentu tidak
luput dari sejarah perkembangan teknologi pendidikan. Dimulai dari awal
keluarnya defenisi mengenai teknologi pendidikan, kontribusi-kontribusi
teknologi pendidikan pada dunia pendidikan, serta para pakar yang mengonsepkan
teknologi pendidikan dan telah berkontribusi banyak dalam teknologi pendidikan,
hingga menjadikan teknologi pendidikan sebagai salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas sejarah perkembangan
teknologi pendidikan.
SEJARAH
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Perkembangan
Teknologi pendidikan kini tidak luput dari awal mula perkembangan sejarah
teknologi pendidikan. Sejumlah defenisi yang mengkonsepkan teknologi pendidikan
dari generasi ke generasi merupakan sebuah sejarah yang menggambarkan eksistensi
keberadaan teknologi pendidikan dari awal di bentuknya defenisi pendidikan
hingga dewasa kini. Adapun beberapa defenisi teknologi pendidikan yang dapat
diuraikan adalah sebagai berikut.
Gerakan
untuk mengembangkan teknologi pendidikan dimotori oleh James D. Finn
(1915-1969). Finn berkontribusi besar dalam perkembangan Teknologi pendidikan.
Adapun kontribusi Finn terhadap perkembangan teknologi pendidikan adalah Finn
berjasa dalam mengusulkan bidang komunikasi Audio Visual menjadi teknolgi
pembelajaran. Besarnya kontribusi Finn pada perkembangan teknologi pendidikan
menjadikan Finn dijuluki sebagai Bapak Teknologi Pendidikan.
Menurut
Finn defenisi teknologi pendidikan telah ada sejak tahu 1920, pada tahun
tersebut teknologi pendidikan dipandang sebagai media. Awal terbentuknya
pandangan ini terjadi ketika pertama kali diproduksi media pendidikan pada awal
abad dua puluhan. Media ini sebagai media pembelajaran visual yang berupa film,
gambar dan tampilan yang mulai banyak dikembangakan pada tahun 1920 (dalam
Miarso,2011 hal 134). Reiser (2002:29) menginformasikan
dalam bukunya “A History Of Instructional
Design and Technology” selama akhir tahun 1920 dan mulai banyak pada tahun
1930an , kemajuan teknologi banyak berkembang pada area seperti penyiaran
radio, rekaman suara, dan gambar gerak dipimpin oleh suara untuk meningkatkan
perhatian dalam media pembelajaran.
Defenisi
Teknologi pendidikan pada tahun 1960an ada beberapa defenisi teknologi
pendidikan yang mewarnai sejarah teknologi pendidikan. Tahun 1960, teknologi
pendidikan dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan
menguji kemungkinan-kemungkinan solusi dari permasalahan dalam dunia
pendidikan. Pada 1963 teknologi pendidikan didefenisikan sebagai pemanfaatan
tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan
potensi belajar (orang yang belajar secara maksimal.(Ely dalam Barbara,1994 hal
17).
Pada
tahun 1970 an beberapa defenisi teknologi pendidikan mulai banyak bermunculan,
ini diawali oleh defenisi komisi
teknologi pendidikan (1970) yang mendefenisikan teknologi pendidikan dalam
pengertian umum yaitu media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang
dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran disamping guru, buku teks, dan
papan tulis… bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film,
ohp, komputer, dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya. Secara khusus
defenisi komisi teknologi pendidikan mendefenisikan teknologi pembelajaran
merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
keseluruhan proses belajar dan mengajar untuk suatu tujuan khusus, serta
didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia
yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan non manusia agar belajar dapat
berlangsung efektif. (Commission on
Instructional Technology, 1970 dalam Barbara,1994 hal 18)
Defenisi
Silber mewarnai kemunculan defenisi-defenisi teknologi pendidikan pada tahun
1970 an, silber mengungkapkan bahwa teknologi pembelajaran adalah pengembangan
(riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen
system pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar) serta
pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personil) secara sistematik,
dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar (dalam Barbara,1994 hal 19).
Defenisi
silber diatas memiliki perbedaan dengan defenisi tahun 1963. Penggunaan kata
pengembangan berbeda artinya dengan apa yang ada pada defenisi sebelumnya.
Dalam defenisi semula pengertian “pengembangan” menunjukkan pada pengembangan
potensi manusia, gagasan ini mengandung arti lebih penting dari pendekatan
tradisional psikologi pendidikan. Dalam defenisi silber, istilah “pengembangan”
digunakan secara inklusif meliputi perancangan, produksi, penggunaan, dan
penilaian teknologi untuk pembelajaran. Defenisi tahun 1970an mengikuti
defenisi terdahulu dengan mengidentifikasikan peran yang dilakukan oleh
teknolog pembelajaran. Perbedaannya ialah bahwa dalam cakupan teknologi
pendidikan ada komponen tambahan (yaitu misalnya teknik dan latar).
Defenisi
teknologi pendidikan pada tahun 1971, kembali dikeluarkan oleh Ely. Adapun
defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1971 adalah merupakan studi sistematik
mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai (dalam Barabara, hal 20). Pada tahun 1972, AECT mengeluarkan
defenisi teknologi pendidikan sebagai suatu bidang yang berkepentingan dengan
menfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam identifikasi,
pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar
serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.
Defenisi
Teknologi Pendidikan terus dikembangkan oleh AECT, pada tahun 1977. AECT
kembali mengeluarkan defenisi Teknologi Pendidikan, dan AECT mendefenisikan
teknologi pendidikan sebagai proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,
prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan
merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dalam segala
aspek belajar pada manusia (AECT,1977 dalam Barbara, hal 22).
Perkembangan
Teknologi pendidikan di Indonesia sudah ada sejak tahun 1951. Perkembangan
teknologi pendidikan di Indonesia dapat dikatakan mengikuti perkembangan yang
ada di Amerika (Miarso, 2011 hal 142). Defenisi teknologi pendidikan pada tahun
1987 dikembang nasution dimana defenisi teknologi pendidikan sebagai
pengembangan, penerapan, dan penilaian system-sistem, teknik dan alat bantu
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia (Nasution,2008).
Defenisi
teknologi pendidikan pada tahun 1990an semakin ramai dibicarakan. Seatler
(1990) berpendapat teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada peningkatan
keterampilan dan organisasi kerja dibandingkan mesin dan peralatan. Sementara
Molenda dan Russel (1993) mendefenisikan teknologi pembelajaran sebagai penerapan
pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis
belajar dan mengajar (dalam Barabara,
hal 6). Barbara (1994) mendefenisikan teknologi pembelajaran sebagai
teori dan praktek pada disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan
evauasi terhadap proses dan sumber untuk belajar (Barbara, 1994 hal 1).
AECT
(2004) kembali mengeluarkan defenisi teknologi pendidikan sebagai studi dan
etika praktek untuk menfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui
penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi (briyan
permana, 24 desember 2010 http://bitungsibryan.blogspot.com/2010/12/definisi-teknologi-pendidikan-tahun.html).
Defenisi AECT 2004 dengan defenisi sebelumnya tentang teknologi pendidikan memilikki
perbedaan yang jelas. Pada defenisi sebelumnya AECT lebih menfokuskan kajian
teknologi pendidikan sebagai usaha yang memudahkan pendidik untuk dapat
memecahkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, serta pendidik dapat
melaksanakan proses pembelajaran sesuai bidang garapan teknologi pendidikan
yaitu dengan identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan
berbagai macam sumber belajar serta pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut. Dapat disimpulkan defenisi AECT ini, menfokuskan pembelajaran pada
guru (Teacher center learning). Defenisi 2004, AECT tidak hanya menfokuskan
kajian teknologi pendidikan pada pendidik (guru saja) namun segala aspek yang
terkait dalam pendidikan juga diikut sertakan, seperti peserta didik misalnya.
Dimana defenisi AECT 2004 menerangkan pembelajaran dipusatkan pada siswa
(student center learning), guru berfungsi sebagai fasilitator dan motivator
dalam meningkatkan proses belajar siswa, hal ini sesuai dengan defenisi
teknologi pendidikan sebagai studi dan etika praktek untuk menfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan
pengaturan proses dan sumber daya teknologi.
Defenisi
Teknologi pendidikan yang terbaru dikemukakan oleh Alan Januszewski (2008),
yang mendefenisikan teknologi pendidikan sebagai “ studi dan praktek etis
menfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan,
menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang tepat dan sumber daya (Alan
Januszewski ,2008 hal 1). Defenisi Alan ini menisyaratkan bahwa dalam dunia
pendidikan kontribusi teknologi pendidikan tidak hanya bersifat teori namun
juga di aplikasikan berupa praktek pelaksanaan dari teori-teori yang lahir
sebagai pemecah masalah dalam proses pembelajaran.
Kontribusi Teknologi Pendidikan pada Dunia Pendidikan
Teknologi
pendidikan adalah suatu cara yang sitematis dalam mendisain, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses kesulurahan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan
pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori-teori belajar
dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi pada sumber-sumber
belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran menjadi
efektif.
Teknologi
pembelajaran atau dapat juga kita sebut teknologi pendidikan tumbuh dari
praktek pendidikan dan gerakan komunikasi Audio Visual. Teknologi pembelajaran
semula dilihat sebagai teknologi peralatan, media dan sarana untuk mencapai
tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu Audio
visual. Teknologi pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling
berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran, dan
pendekatan dalam system pendidikan.
Yusufhadi
Miarso (2011) menceritakan dalam buku nya “Menyemai
Benih Teknologi Pendidikan” bahwasanya gerakan untuk mengembangkan
teknologi pendidikan dimotori oleh James D. Finn (1915-1969). Finn
berkontribusi besar dalam perkembangan Teknologi pendidikan. Adapun kontribusi
Finn terhadap perkembangan teknologi pendidikan adalah Finn berjasa dalam
mengusulkan bidang komunikasi Audio Visual menjadi teknolgi pembelajaran.
Besarnya kontribusi Finn pada perkembangan teknologi pendidikan menjadikan Finn
dijuluki sebagai Bapak Teknologi Pendidikan.
Menurut
Finn, pada tahun 1920an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan. Istilah
dan defenisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan pada
saat itu adalah “pengajaran visual”, yang dimaksud dengan pengajaran visual
adalah kegiatan mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari
gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman
konkrit melalui visualisasi kepada siswa.
Berdasrkan
sejarah diatas, dapat kita ketahui teknologi pendidikan pertama kali dikenal
sebagai media pendidikan, karya pertama teknologi pendidikan sebagai kontribusi
teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan adalah pengembangan media belajar
dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran
dan penanaman konsep yang nyata bagi peserta didik dalam membangun pengetahuan
dan pengalaman belajarnya.
Pengaruh
teknologi pendidikan ternyata tidak hanya bermanfaat bagi dunia pendidikan,
tetapi juga telah memprakarsai keberhasilan perang dunia I. dimana pada tahun 1914-1930
merupakan masa terjadinya perang dunia I, pada saat yang bersamaan, masa itu
merupakan masa terjadinya pergerakan audio-visual. Disamping teknologi visual,
pada masa ini sudah mulai muncul teknologi audio dan audio visual. Radio
mendominasi kehidupan pada masa itu dan digunakan utuk sarana informasi dan
edukasi disamping digunakan sebagai hiburan (Barabara,1994).
Berlanjut
pada perang dunia ke II, teknologi pendidikan kembali berperan pada masa ini. Banyak
jenis bahan yang diproduksi untuk pelatihan militer, terutama film (Seatler,
dalam Barbara,1994). Masa ini dikenal sebagai gerakan pelatihan system. Televisi
berpengaruh pada kehidupan pada masa itu, termasuk penggunaannya dalam dunia
pendidikan. Setelah perang, televisi sebagai media yang baru juga digunakan
untuk kepentingan pendidikan, dan muncullah peradaban baru televisi. Sejalan
dengan hal itu, tersedia anggaran pemerintah berskala besar guna mendukung
proyek-proyek kurikulum yang memasukkan berbagai jenis media pembelajaran.
Teori
kerucut pengalaman Edgar Dale muncul pada zaman ini (pada masa perang dunia ke
II). Selain Finn, Edgar Dale juga merupakan tokoh yang berjasa dalam
pengembangan teknologi pembelajaran modern. Kontribusi Dale dalam perkembangan
teknologi pendidikan adalah kerucut pengalaman (Cone of Experience) (dalam Barbara,1994 hal 15). Kerucut pengalaman
yang dikemukakan oleh Dale dapat mengetahui rentangan tingkat pengalaman dari
yang bersifat langsung hingga kepengalaman melalui simbol-simbol komunikasi,
yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan
implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya
dalam pengembangan teknologi pembelajaran.
Kontribusi
teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan semakin banyak bermunculan.
Keberadaan teknologi pendidikan mulai diperhitungkan dalam dunia pendidikan.
Pada tahun 1950-1970, teknologi pendidikan kembali mengukirkan karyanya dalam
sejarah perkembangan teknologi pendidikan, pada masa ini adalah masa jayanya
televisi pendidikan, khususnya sekitar tahun 1960-an. Salah satu misi utama
dari stasiun-stasiun ini adalah presentasi program pembelajaran. Sebelum tahun
1960-an pendidikan penyiaran dipandang cepat dan efesien, dimana pendidikan
penyiaran dianggap lebih mudah untuk memuaskan kebutuhan bangsa akan
pendidikan.(Raiser, 2002, hal 32).
Dari
pemaparan diatas, jelas bagi kita bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu
cara mengajar yang menggunakan alat-alat teknik modern yang sebenarnya
dihasilkan bukan khusus untuk keperluan pendidikan akan tetapi dapat
dimanfaatkan dalam pendidikan seperti radio, film opaque projector, overhead
projector, tv, video tape recorder, computer dan lain-lain.
Alat-alat
diatas di sebut Haerdware, yang mana besar manfaatnya, namun alat-alat diatas
tidak dapat berdiri dengan sendirinya, alat-alat tersebut dapat bermanfaat
dengan utuh, jika dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program. Program ini
disebut software, yang merupakan inti dari khazanah teknologi pendidikan yang
disusun dengan prinsip-prinsip tertentu. Dengan begitu, teknologi pendidikan
merupakan suatu ekspresi dari scientific movement atau gerakan ilmiah yang
telah dirintis oleh Aristoteles dan
bergerak terus melalui Wundt, Pavlov,
Thorndike, Skinner, hingga masa kini.
KESIMPULAN
Teknologi pendidikan merupakan usaha yang
sungguh-sungguh ntuk memperbaiki metode mengajar dengan menggunakan
prinsip-prinsip ilmiah yang membuktikan keberhasilan dalam bidang pendidikan.
Teknologi pendidikan dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari
perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan :
- Sejarah perkembangan teknologi pendidikan dapat ditelisik melalui perkembangan defenisi teknologi pendidikan yang terus mengalami perubahan dan perkembangan dari masa kemasa.
- Kemunculan teknologi pendidikan diawali dengan lahirnya teknologi audio visual yang membawa pembaruan dalam dunia pendidikan pada masanya.
- Kontribusi pertama pendidikan dalam dunia pendidikan yaitu lahirnya pergerakan media pendidikan.
maksh tas reprensi x.....minta no sma nama fb x donk
ReplyDelete