Sunday 7 April 2013

SEJARAH PERKEMBANGAN TP


Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan merupakan isu sentral di Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Kompleksnya permasalahan dalam dunia pedidikan dewasa ini, menumbuh kembangkan riset-riset yang bergerak dalam dunia pendidikan bertujuan sebagai pencarian solusi bagi permasalahan pendidikan karena pengembangan ilmu pengetahuan dimungkinkan oleh kegiatan-kegiatan penelitian dan diskusi rasional. Salah satu bagian terkecil masalah pendidikan adalah masalah belajar manusia. Untuk dapat menjadikan seseorang belajar, banyak aspek yang meliputi proses belajar tersebut.

Teknologi pendidikan yang merupakan bagian dari pendidikan, yang berkepentingan dengan segala aspek pemecahan masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan, juga ikut serta berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui cara-caranya yang khas. “Perkembangan system pendidikan di Indonesia hanya mungkin dapat terlaksana sebagai yang diharapkan apabila dipahami arti penting teknologi pendidikan, dan dengan demikian maka peran dan potensinya dapat diwujudkan secara optimal” (Miarso,2011 hal 71).
Teknologi pendidikan berkembang searah dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teori dalam bidang pendidikan, temuan teknologi baru, serta kondisi saat kini. Perkembangan teknologi pendidikan telah berlangsung dari waktu yang lama, banyak pendapat dan kejadian sejarah yang mendasari awal perkembangan teknologi pendidikan, terutama yang berkaitan dengan perkembangan Instruksional. Teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik secara faktual telah menjadi bagian integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya system pendidikan dan pelatihan.
Berbicara mengenai pesatnya perkembangan teknologi pendidikan dewasa ini, tentu tidak luput dari sejarah perkembangan teknologi pendidikan. Dimulai dari awal keluarnya defenisi mengenai teknologi pendidikan, kontribusi-kontribusi teknologi pendidikan pada dunia pendidikan, serta para pakar yang mengonsepkan teknologi pendidikan dan telah berkontribusi banyak dalam teknologi pendidikan, hingga menjadikan teknologi pendidikan sebagai salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas sejarah perkembangan teknologi pendidikan.

 
SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Perkembangan Teknologi pendidikan kini tidak luput dari awal mula perkembangan sejarah teknologi pendidikan. Sejumlah defenisi yang mengkonsepkan teknologi pendidikan dari generasi ke generasi merupakan sebuah sejarah yang menggambarkan eksistensi keberadaan teknologi pendidikan dari awal di bentuknya defenisi pendidikan hingga dewasa kini. Adapun beberapa defenisi teknologi pendidikan yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut.
Gerakan untuk mengembangkan teknologi pendidikan dimotori oleh James D. Finn (1915-1969). Finn berkontribusi besar dalam perkembangan Teknologi pendidikan. Adapun kontribusi Finn terhadap perkembangan teknologi pendidikan adalah Finn berjasa dalam mengusulkan bidang komunikasi Audio Visual menjadi teknolgi pembelajaran. Besarnya kontribusi Finn pada perkembangan teknologi pendidikan menjadikan Finn dijuluki sebagai Bapak Teknologi Pendidikan.
Menurut Finn defenisi teknologi pendidikan telah ada sejak tahu 1920, pada tahun tersebut teknologi pendidikan dipandang sebagai media. Awal terbentuknya pandangan ini terjadi ketika pertama kali diproduksi media pendidikan pada awal abad dua puluhan. Media ini sebagai media pembelajaran visual yang berupa film, gambar dan tampilan yang mulai banyak dikembangakan pada tahun 1920 (dalam Miarso,2011 hal 134). Reiser (2002:29)  menginformasikan dalam bukunya “A History Of Instructional Design and Technology” selama akhir tahun 1920 dan mulai banyak pada tahun 1930an , kemajuan teknologi banyak berkembang pada area seperti penyiaran radio, rekaman suara, dan gambar gerak dipimpin oleh suara untuk meningkatkan perhatian dalam media pembelajaran.
Defenisi Teknologi pendidikan pada tahun 1960an ada beberapa defenisi teknologi pendidikan yang mewarnai sejarah teknologi pendidikan. Tahun 1960, teknologi pendidikan dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan menguji kemungkinan-kemungkinan solusi dari permasalahan dalam dunia pendidikan. Pada 1963 teknologi pendidikan didefenisikan sebagai pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi belajar (orang yang belajar secara maksimal.(Ely dalam Barbara,1994 hal 17).
Pada tahun 1970 an beberapa defenisi teknologi pendidikan mulai banyak bermunculan, ini diawali oleh  defenisi komisi teknologi pendidikan (1970) yang mendefenisikan teknologi pendidikan dalam pengertian umum yaitu media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran disamping guru, buku teks, dan papan tulis… bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, ohp, komputer, dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya. Secara khusus defenisi komisi teknologi pendidikan mendefenisikan teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar dan mengajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan non manusia agar belajar dapat berlangsung efektif. (Commission on Instructional Technology, 1970 dalam Barbara,1994 hal 18)
Defenisi Silber mewarnai kemunculan defenisi-defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1970 an, silber mengungkapkan bahwa teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen system pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personil) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar (dalam Barbara,1994 hal 19).
Defenisi silber diatas memiliki perbedaan dengan defenisi tahun 1963. Penggunaan kata pengembangan berbeda artinya dengan apa yang ada pada defenisi sebelumnya. Dalam defenisi semula pengertian “pengembangan” menunjukkan pada pengembangan potensi manusia, gagasan ini mengandung arti lebih penting dari pendekatan tradisional psikologi pendidikan. Dalam defenisi silber, istilah “pengembangan” digunakan secara inklusif meliputi perancangan, produksi, penggunaan, dan penilaian teknologi untuk pembelajaran. Defenisi tahun 1970an mengikuti defenisi terdahulu dengan mengidentifikasikan peran yang dilakukan oleh teknolog pembelajaran. Perbedaannya ialah bahwa dalam cakupan teknologi pendidikan ada komponen tambahan (yaitu misalnya teknik dan latar).
Defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1971, kembali dikeluarkan oleh Ely. Adapun defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1971 adalah merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai (dalam Barabara,    hal 20). Pada tahun 1972, AECT mengeluarkan defenisi teknologi pendidikan sebagai suatu bidang yang berkepentingan dengan menfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.
Defenisi Teknologi Pendidikan terus dikembangkan oleh AECT, pada tahun 1977. AECT kembali mengeluarkan defenisi Teknologi Pendidikan, dan AECT mendefenisikan teknologi pendidikan sebagai proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia (AECT,1977 dalam Barbara,   hal 22).
Perkembangan Teknologi pendidikan di Indonesia sudah ada sejak tahun 1951. Perkembangan teknologi pendidikan di Indonesia dapat dikatakan mengikuti perkembangan yang ada di Amerika (Miarso, 2011 hal 142). Defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1987 dikembang nasution dimana defenisi teknologi pendidikan sebagai pengembangan, penerapan, dan penilaian system-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia (Nasution,2008).
Defenisi teknologi pendidikan pada tahun 1990an semakin ramai dibicarakan. Seatler (1990) berpendapat teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada peningkatan keterampilan dan organisasi kerja dibandingkan mesin dan peralatan. Sementara Molenda dan Russel (1993) mendefenisikan teknologi pembelajaran sebagai penerapan pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar dan mengajar (dalam Barabara,   hal 6). Barbara (1994) mendefenisikan teknologi pembelajaran sebagai teori dan praktek pada disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evauasi terhadap proses dan sumber untuk belajar (Barbara, 1994 hal 1).
AECT (2004) kembali mengeluarkan defenisi teknologi pendidikan sebagai studi dan etika praktek untuk menfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi (briyan permana, 24 desember 2010 http://bitungsibryan.blogspot.com/2010/12/definisi-teknologi-pendidikan-tahun.html). Defenisi AECT 2004 dengan defenisi  sebelumnya tentang teknologi pendidikan memilikki perbedaan yang jelas. Pada defenisi sebelumnya AECT lebih menfokuskan kajian teknologi pendidikan sebagai usaha yang memudahkan pendidik untuk dapat memecahkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, serta pendidik dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai bidang garapan teknologi pendidikan yaitu dengan identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut. Dapat disimpulkan defenisi AECT ini, menfokuskan pembelajaran pada guru (Teacher center learning). Defenisi 2004, AECT tidak hanya menfokuskan kajian teknologi pendidikan pada pendidik (guru saja) namun segala aspek yang terkait dalam pendidikan juga diikut sertakan, seperti peserta didik misalnya. Dimana defenisi AECT 2004 menerangkan pembelajaran dipusatkan pada siswa (student center learning), guru berfungsi sebagai fasilitator dan motivator dalam meningkatkan proses belajar siswa, hal ini sesuai dengan defenisi teknologi pendidikan sebagai studi dan etika praktek untuk menfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi.
Defenisi Teknologi pendidikan yang terbaru dikemukakan oleh Alan Januszewski (2008), yang mendefenisikan teknologi pendidikan sebagai “ studi dan praktek etis menfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang tepat dan sumber daya (Alan Januszewski ,2008 hal 1). Defenisi Alan ini menisyaratkan bahwa dalam dunia pendidikan kontribusi teknologi pendidikan tidak hanya bersifat teori namun juga di aplikasikan berupa praktek pelaksanaan dari teori-teori yang lahir sebagai pemecah masalah dalam proses pembelajaran.

 Kontribusi Teknologi Pendidikan pada Dunia Pendidikan
 Teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sitematis dalam mendisain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses kesulurahan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori-teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi pada sumber-sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran menjadi efektif.
Teknologi pembelajaran atau dapat juga kita sebut teknologi pendidikan tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi Audio Visual. Teknologi pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu Audio visual. Teknologi pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran, dan pendekatan dalam system pendidikan.
Yusufhadi Miarso (2011) menceritakan dalam buku nya “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan” bahwasanya gerakan untuk mengembangkan teknologi pendidikan dimotori oleh James D. Finn (1915-1969). Finn berkontribusi besar dalam perkembangan Teknologi pendidikan. Adapun kontribusi Finn terhadap perkembangan teknologi pendidikan adalah Finn berjasa dalam mengusulkan bidang komunikasi Audio Visual menjadi teknolgi pembelajaran. Besarnya kontribusi Finn pada perkembangan teknologi pendidikan menjadikan Finn dijuluki sebagai Bapak Teknologi Pendidikan.
Menurut Finn, pada tahun 1920an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan. Istilah dan defenisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan pada saat itu adalah “pengajaran visual”, yang dimaksud dengan pengajaran visual adalah kegiatan mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkrit melalui visualisasi kepada siswa.
Berdasrkan sejarah diatas, dapat kita ketahui teknologi pendidikan pertama kali dikenal sebagai media pendidikan, karya pertama teknologi pendidikan sebagai kontribusi teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan adalah pengembangan media belajar dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran dan penanaman konsep yang nyata bagi peserta didik dalam membangun pengetahuan dan pengalaman belajarnya.
Pengaruh teknologi pendidikan ternyata tidak hanya bermanfaat bagi dunia pendidikan, tetapi juga telah memprakarsai keberhasilan perang dunia I. dimana pada tahun 1914-1930 merupakan masa terjadinya perang dunia I, pada saat yang bersamaan, masa itu merupakan masa terjadinya pergerakan audio-visual. Disamping teknologi visual, pada masa ini sudah mulai muncul teknologi audio dan audio visual. Radio mendominasi kehidupan pada masa itu dan digunakan utuk sarana informasi dan edukasi disamping digunakan sebagai hiburan (Barabara,1994).
Berlanjut pada perang dunia ke II, teknologi pendidikan kembali berperan pada masa ini. Banyak jenis bahan yang diproduksi untuk pelatihan militer, terutama film (Seatler, dalam Barbara,1994). Masa ini dikenal sebagai gerakan pelatihan system. Televisi berpengaruh pada kehidupan pada masa itu, termasuk penggunaannya dalam dunia pendidikan. Setelah perang, televisi sebagai media yang baru juga digunakan untuk kepentingan pendidikan, dan muncullah peradaban baru televisi. Sejalan dengan hal itu, tersedia anggaran pemerintah berskala besar guna mendukung proyek-proyek kurikulum yang memasukkan berbagai jenis media pembelajaran.
Teori kerucut pengalaman Edgar Dale muncul pada zaman ini (pada masa perang dunia ke II). Selain Finn, Edgar Dale juga merupakan tokoh yang berjasa dalam pengembangan teknologi pembelajaran modern. Kontribusi Dale dalam perkembangan teknologi pendidikan adalah kerucut pengalaman (Cone of Experience) (dalam Barbara,1994 hal 15). Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Dale dapat mengetahui rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga kepengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan teknologi pembelajaran.
Kontribusi teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan semakin banyak bermunculan. Keberadaan teknologi pendidikan mulai diperhitungkan dalam dunia pendidikan. Pada tahun 1950-1970, teknologi pendidikan kembali mengukirkan karyanya dalam sejarah perkembangan teknologi pendidikan, pada masa ini adalah masa jayanya televisi pendidikan, khususnya sekitar tahun 1960-an. Salah satu misi utama dari stasiun-stasiun ini adalah presentasi program pembelajaran. Sebelum tahun 1960-an pendidikan penyiaran dipandang cepat dan efesien, dimana pendidikan penyiaran dianggap lebih mudah untuk memuaskan kebutuhan bangsa akan pendidikan.(Raiser, 2002, hal 32).
Dari pemaparan diatas, jelas bagi kita bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu cara mengajar yang menggunakan alat-alat teknik modern yang sebenarnya dihasilkan bukan khusus untuk keperluan pendidikan akan tetapi dapat dimanfaatkan dalam pendidikan seperti radio, film opaque projector, overhead projector, tv, video tape recorder, computer dan lain-lain.
Alat-alat diatas di sebut Haerdware, yang mana besar manfaatnya, namun alat-alat diatas tidak dapat berdiri dengan sendirinya, alat-alat tersebut dapat bermanfaat dengan utuh, jika dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program. Program ini disebut software, yang merupakan inti dari khazanah teknologi pendidikan yang disusun dengan prinsip-prinsip tertentu. Dengan begitu, teknologi pendidikan merupakan suatu ekspresi dari scientific movement atau gerakan ilmiah yang telah dirintis oleh Aristoteles dan bergerak terus melalui Wundt, Pavlov, Thorndike, Skinner, hingga masa kini.


 KESIMPULAN
Teknologi pendidikan merupakan usaha yang sungguh-sungguh ntuk memperbaiki metode mengajar dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah yang membuktikan keberhasilan dalam bidang pendidikan. Teknologi pendidikan dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan. Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan :
  1. Sejarah perkembangan teknologi pendidikan dapat ditelisik melalui perkembangan defenisi teknologi pendidikan yang terus mengalami perubahan dan perkembangan dari masa kemasa. 
  2. Kemunculan teknologi pendidikan diawali dengan lahirnya teknologi audio visual yang membawa pembaruan dalam dunia pendidikan pada masanya. 
  3. Kontribusi pertama pendidikan dalam dunia pendidikan yaitu lahirnya pergerakan media pendidikan.

1 comment:

  1. maksh tas reprensi x.....minta no sma nama fb x donk

    ReplyDelete