Belajar
kolaboratif adalah pembelajaran yang menuntut
peserta didik untuk dapat bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan
berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dihadapkan pada mereka. Disini guru bertindak sebagai fasilitator, yang memberikan
dukungan tetapi tidak mendiktekan kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan
sebelumnya. Untuk melihat hasil proses pembelajaran kolaboratif ini dilakukan
penilaian oleh sesame murid.
Belajar
Kooperatif adalah konsep yang lebih luas, pembelajaran
kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuan dari masing-masing anggota dalam kelompok
berbeda. Dimana dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota
kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi
pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif ini, belajar dikatakan belum sesuai
apabila salah satu dari anggota kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Jadi dapat disimpulkan, perbedaan
antara dua pendekatan belajar ini adalah kedua pendekatan ini dikembangkan
untuk pelajar-pelajar yang berbeda. Yakni pelajar-pelajar yang memiliki tingkat
pemahaman, dan berpola pikir yang berbeda pula. Pembelajaran kolaboratif
ditujukan pada peserta didik yang telah memiliki tingkat pemahamn yang lebih
tinggi, sementara pembelajaran kooperatif ditujukan pada peserta didik yang
tingkat pemahamannya lebih sederhana dari pelajar kolaboratif.
Perbedaan lainnya antara
pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif adalah karena adanya
perbedaan umur, level pendidikan, serta pengalaman belajar peserta didik dari
masing-masing pendekatan, tentunya guru dalam menyusun materi pembelajaran, dan
penentuan metode mengajar akan mempertimbangkan asumsi-asumsi tentang cirri dan
otoritas pengetahuan dari masing-masing peserta didik dari kedua pendekatan
ini.
Pembelajaran kolaborativ dan
kooperatif berbeda dengan pembelajaran tradisional, adapun perbedaannya antara
lain :
- Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif berorientasi pada pembelajaran student center learning, sementara pembelajaran tradisonal, berorientasi pada teacher center learning.
- Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, pengetahuan di konstruk, ditemukan, dan di transformasikan oleh siswa, disini guru berfungsi sebagai fasilitator. Sementara pembelajaran tradisional, segala informasi bersumber dari guru, siswa hanya menerima apa yang dijelaskan oleh guru.
- Pada pembelajaran kolaborati dan kooperatif, usaha guru bertujuan pada mengembangkan kompetensi dan talenta siswa, sementara pembelajaran tradisional guru terfokus pada bagaimana cara untuk “mengajar” sementara yang terpenting itu adalah bagaimana siswa itu dapat “belajar”.
- Pada pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, pendidikan merupakan suatu transaksi personal diantara siswa bersama-sama. Sementara pembelajaran tradisional proses pendidikan hanya terfokus pada guru tanpa ada atau jarangnya interaksi siswa.
- Pada pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, motivasi belajar banyak bersumber pada diri pendidik tersebut, sementara pembelajaran tradisional motivasi belajar lebih banyak datang dari luar diri peserta didik.
Perbedaan pembelajaran kolaboratif
dan kooperatif dengan pembelajaran tradisional dapat dirumuskan dalam tabel
berikut :
NO
|
Pembelajaran Kolaboratif dan
Kooperatif
|
Pembelajaran Tradisional
|
1
|
Berpusat pada siswa
|
Berpusat pada guru
|
2
|
Motivasi instrinsik
|
Motivasi ekstrinsi
|
3
|
Konstruksi pengetahuan
|
Transmisi pengetahuan
|
4
|
Bebas, siswa penuh kepercayaan
untuk melakukan dalam merekayasa social dalam kebenaran
|
terstruktur
|
Adapun alasan mengapa kita
menggunakan belajar kooperatif adalah banyak sekali aspek-aspek pada
pembelajaran kooperatif yang dapat mengembangkan proses belajar siswa. Sebagaimana
Slavin (1994) mengungkapkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan
situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh
keberhasilan kelompoknya. Model pembelajaran koperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh
Ibrahim, et al (2000), yaitu :
- Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun
mencakup beragam tujuan social, juga memperbaiki prestasi siswa atau
tugas-tugas akademik penting lainnya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa pendekatan ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep sulit,
- Penerimaan terhadap perbedaan individu
Penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas social, kemampuan, dan
ketidak mampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari
berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar
menghargai satu sama lain.
- Pengembangan keterampilan social
Pembelajaran kooperatif,
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi,
keterampilan-keterampilan social, penting dimiliki oleh siswa, sebab nantinya
pada kehidupan yang ril, anak-anak akan terjun langsung dalam masyarakat.
Selain ketiga tujuan diatas yang
menjadi alasan mengapa kita menggunakan belajar kooperatif, ada beberapa alasan
lainnya, antara lain
- Meningkatkan belajar siswa dan prestasi akademik siswa
- Menambah perhatian siswa
- Menambah kepuasan siswa dengan pengalaman belajar mereka.
- Membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi
- Mengembangkan kemampuan bersosial siswa.
- Meningkatkan peghargaan/harga diri siswa
- Membantu meningkatkan hubungan yang positive
Pembelajaran kooperatif hadir
sebagai solusi untuk mempermudah proses belajar bagi siswa. Belajar dengan
kelompok kecil yang menggabungkan siswa dengan berbagai kemampuan sangat
membantu proses belajar, karena siswa yang dengan kemampuan tinggi dapat
menjadi tutor dan membimbing temannya yang berkemampuan kurang, selain itu,
belajar kooperatif dapat menciptakan hubungan yang baik antar siswa, dan social
yang baik. Meskipun begitu, pendekatan ini juga mendapatkan beberapa kritikan.
Pembelajaran kooperatif dianggap memungkinkan guru untuk lari tanggung jawab.
Pembelajaran kooperatif juga
dianggap sebagai penghambat bagi kemajuan pembelajaran siswa-siswa yang
berkemampuan tinggi, dikarenakan pada pembelajaran kooperatif, siswa harus
membuat anggota kelompok nya untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok, maka dengan
begitu proses belajar baru akan dilanjutkan.
Selain itu pembelajaran kooperatif,
terkadang membuat beberapa siswa tidak mengindahkan peringatan dari gurunya,
mengabaikan tanggungjawab tugas kelompoknya, dan hanya mengandalkan temannya
untuk bekerja.
Pandangan-pandangan sebagai kritik
dari pembelajaran kooperatif, dapat saja muncul. Hal ini dikarenakan sulitnya
menggabungkan beberapa potensi-potensi murid-murid yang berbeda dalam sebuah
kelompok belajar, selain itu, terkadang guru tidak mengerti menggunakan tipe
permasalahan kelompok. Jelas dapat kita ketahui, bahwa belajar kelompok lebih
baik dari belajar sendiri. Selain itu, dengan belajar kooperatif memungkinkan
bagi guru untuk menerima masukan-masukan lainnya yang baik bagi pembelajaran
bahwa kita dapat merembukkan dengan siswa untuk menemukan bagaimana
mereka(siswa) dapat belajar dengan baik dan mengaplikasikan ide-ide mereka untuk
jalannya struktur kelas.
apa maksudnya tlng jelaskan??
ReplyDeletemaksudnya, ini merupakan cara bagaimana membedakan pendekatan pembelajaran yang sama2 merupakan pembelajaran kelompokk. okokokok
ReplyDeleteReferensinya mana.. ehheh
ReplyDelete