Wednesday 3 April 2013

Pembelajaran Kolaboratif dan Kooperatif


Belajar kolaboratif adalah pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk dapat bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Disini guru bertindak sebagai fasilitator, yang memberikan dukungan tetapi tidak mendiktekan kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Untuk melihat hasil proses pembelajaran kolaboratif ini dilakukan penilaian oleh sesame murid.
Belajar Kooperatif adalah konsep yang lebih luas, pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan dari masing-masing anggota dalam kelompok berbeda. Dimana dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif ini, belajar dikatakan belum sesuai apabila salah satu dari anggota kelompok belum menguasai bahan pelajaran.


Jadi dapat disimpulkan, perbedaan antara dua pendekatan belajar ini adalah kedua pendekatan ini dikembangkan untuk pelajar-pelajar yang berbeda. Yakni pelajar-pelajar yang memiliki tingkat pemahaman, dan berpola pikir yang berbeda pula. Pembelajaran kolaboratif ditujukan pada peserta didik yang telah memiliki tingkat pemahamn yang lebih tinggi, sementara pembelajaran kooperatif ditujukan pada peserta didik yang tingkat pemahamannya lebih sederhana dari pelajar kolaboratif.
Perbedaan lainnya antara pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif adalah karena adanya perbedaan umur, level pendidikan, serta pengalaman belajar peserta didik dari masing-masing pendekatan, tentunya guru dalam menyusun materi pembelajaran, dan penentuan metode mengajar akan mempertimbangkan asumsi-asumsi tentang cirri dan otoritas pengetahuan dari masing-masing peserta didik dari kedua pendekatan ini.


Pembelajaran kolaborativ dan kooperatif berbeda dengan pembelajaran tradisional, adapun perbedaannya antara lain :
  • Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif berorientasi pada pembelajaran student center learning, sementara pembelajaran tradisonal, berorientasi pada teacher center learning. 
  • Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, pengetahuan di konstruk, ditemukan, dan di transformasikan oleh siswa, disini guru berfungsi sebagai fasilitator. Sementara pembelajaran tradisional, segala informasi bersumber dari guru, siswa hanya menerima apa yang dijelaskan oleh guru. 
  • Pada pembelajaran kolaborati dan kooperatif, usaha guru bertujuan pada mengembangkan kompetensi dan talenta siswa, sementara pembelajaran tradisional guru terfokus pada bagaimana cara untuk “mengajar”  sementara yang terpenting itu adalah bagaimana siswa itu dapat “belajar”. 
  • Pada pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, pendidikan merupakan suatu transaksi personal diantara siswa bersama-sama. Sementara pembelajaran tradisional proses pendidikan hanya terfokus pada guru tanpa ada atau jarangnya interaksi siswa. 
  • Pada pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, motivasi belajar banyak bersumber pada diri pendidik tersebut, sementara pembelajaran tradisional motivasi belajar lebih banyak datang dari luar diri peserta didik.
 

Perbedaan pembelajaran kolaboratif dan kooperatif dengan pembelajaran tradisional dapat dirumuskan dalam tabel berikut :
NO
Pembelajaran Kolaboratif dan Kooperatif
Pembelajaran Tradisional
1
Berpusat pada siswa
Berpusat pada guru
2
Motivasi instrinsik
Motivasi ekstrinsi
3
Konstruksi pengetahuan
Transmisi pengetahuan
4
Bebas, siswa penuh kepercayaan untuk melakukan dalam merekayasa social dalam kebenaran
terstruktur


Adapun alasan mengapa kita menggunakan belajar kooperatif adalah banyak sekali aspek-aspek pada pembelajaran kooperatif yang dapat mengembangkan proses belajar siswa. Sebagaimana Slavin (1994) mengungkapkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Model pembelajaran koperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al (2000), yaitu :
  • Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan social, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik  penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa pendekatan ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit,

  • Penerimaan terhadap perbedaan individu
Penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas social, kemampuan, dan ketidak mampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar menghargai satu sama lain.

  • Pengembangan keterampilan social
Pembelajaran kooperatif, mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi, keterampilan-keterampilan social, penting dimiliki oleh siswa, sebab nantinya pada kehidupan yang ril, anak-anak akan terjun langsung dalam masyarakat.

Selain ketiga tujuan diatas yang menjadi alasan mengapa kita menggunakan belajar kooperatif, ada beberapa alasan lainnya, antara lain
  1. Meningkatkan belajar siswa dan prestasi akademik siswa 
  2. Menambah perhatian siswa 
  3. Menambah kepuasan siswa dengan pengalaman belajar mereka. 
  4. Membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi 
  5. Mengembangkan kemampuan bersosial siswa. 
  6. Meningkatkan peghargaan/harga diri siswa 
  7. Membantu meningkatkan hubungan yang positive


Pembelajaran kooperatif hadir sebagai solusi untuk mempermudah proses belajar bagi siswa. Belajar dengan kelompok kecil yang menggabungkan siswa dengan berbagai kemampuan sangat membantu proses belajar, karena siswa yang dengan kemampuan tinggi dapat menjadi tutor dan membimbing temannya yang berkemampuan kurang, selain itu, belajar kooperatif dapat menciptakan hubungan yang baik antar siswa, dan social yang baik. Meskipun begitu, pendekatan ini juga mendapatkan beberapa kritikan. Pembelajaran kooperatif dianggap memungkinkan guru untuk lari tanggung jawab.
Pembelajaran kooperatif juga dianggap sebagai penghambat bagi kemajuan pembelajaran siswa-siswa yang berkemampuan tinggi, dikarenakan pada pembelajaran kooperatif, siswa harus membuat anggota kelompok nya untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok, maka dengan begitu proses belajar baru akan dilanjutkan.
Selain itu pembelajaran kooperatif, terkadang membuat beberapa siswa tidak mengindahkan peringatan dari gurunya, mengabaikan tanggungjawab tugas kelompoknya, dan hanya mengandalkan temannya untuk bekerja.
Pandangan-pandangan sebagai kritik dari pembelajaran kooperatif, dapat saja muncul. Hal ini dikarenakan sulitnya menggabungkan beberapa potensi-potensi murid-murid yang berbeda dalam sebuah kelompok belajar, selain itu, terkadang guru tidak mengerti menggunakan tipe permasalahan kelompok. Jelas dapat kita ketahui, bahwa belajar kelompok lebih baik dari belajar sendiri. Selain itu, dengan belajar kooperatif memungkinkan bagi guru untuk menerima masukan-masukan lainnya yang baik bagi pembelajaran bahwa kita dapat merembukkan dengan siswa untuk menemukan bagaimana mereka(siswa) dapat belajar dengan baik dan mengaplikasikan ide-ide mereka untuk jalannya struktur kelas.

3 comments:

  1. apa maksudnya tlng jelaskan??

    ReplyDelete
  2. maksudnya, ini merupakan cara bagaimana membedakan pendekatan pembelajaran yang sama2 merupakan pembelajaran kelompokk. okokokok

    ReplyDelete